Menteri Perairan Etiopia Alemayehu Tegenu, Senin, mengatakan kepada VOA, ketiga negara tersebut sepakat bahwa air dari sungai itu penting bagi mereka semua, baik untuk manusia maupun aktivitas pembangunan.
Ia mengatakan butuh berbulan-bulan bagi mereka untuk mencapai kesepakatan yang mencakup tujuh prinsip mendasar, termasuk tidak membahayakan pihak lain dan menyelesaikan sengketa lewat cara damai. Rincian prosedur-prosedurnya akan diuraikan dalam kesepakatan berikutnya.
Perdana Menteri Etiopia Hailemariam Desalegn mengatakan, proyek bendungan besar bernilai empat miliar dollar AS di negaranya tidak akan mengganggu aliran Sungai Nil, yang utamanya datang dari Etiopia.
Proyek itu mulai dibangun beberapa tahun lalu guna membangkitkan listrik bagi Etiopia dan negara-negara tetangganya.
Mesir, yang bergantung dari sungai itu untuk pertanian dan air minum, sempat khawatir proyek bendungan itu akan mengurangi pasokan air.
Isu air sering menjadi sengketa di kawasan itu selama puluhan tahun.
Lebih dari dua pertiga (sekitar 70 persen) anak Sungai Nil berawal dari Etiopia, tetapi perjanjian era penjajahan pada masa lalu menetapkan Mesir dan Sudan berhak atas sebagian besar volume air sungai itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.