Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Australia yang Tewas Lawan ISIS Dilepas Ribuan Rakyat Kurdi

Kompas.com - 15/03/2015, 10:12 WIB
KOMPAS.com - Jenazah tentara cadangan Australia, Ashley Johnston, yang tewas di garis depan dalam pertempuran antara pasukan Kurdi melawan militan Negara Islam atau ISIS di Suriah, telah diserahkan kepada perwakilan keluarga di Turki, kata sejumlah pejabat Kurdi.

Ribuan pelayat Kurdi mengikuti prosesi pelepasan jenazah di jalan-jalan kota Darbasiye yang dikontrol Kurdi di Suriah. Di kota itu, peti jenazah dua pejuang asing, yaitu Johnston dan seorang perempuan Jerman, Azad Derik, diantar ke gerbang perbatasan dengan negara tetangga Turki.

Seorang pelayat mengatakan kepada Fairfax Media bahwa sambil meneriakkan "hidup persaudaraan antara rakyat Kurdi dan rakyat Australia," dan "hidup perlawanan YPG dalam menghadapi terorisme global", prosesi menunggu selama berjam-jam di tengah hujan lebat sebelum perwakilan Unit Perlindungan Rakyat, atau YPG, akhirnya dapat menyerahkan dua jenazah itu untuk melintasi perbatasan ke Turki.

Johnston (28 tahun) melakukan perjalanan ke Eropa pada Oktober lalu. Namun pada Desember ia mengirim pesan teks ke ibunya, Amanda Johnston, yang mengatakan bahwa ia sedang melakukan pekerjaan kemanusiaan untuk rakyat Kurdi, yang terkunci dalam pertempuran berdarah melawan ISIS di Suriah dan Irak.

YPG mengatakan, Johnston tewas dalam pertempuran selama dua minggu untuk membebaskan kota Tel Hamis dari para teroris ISIS. Kota strategis di Suriah itu telah dikuasi ISIS setahun yang lalu.

Tanggal 26 Februari, saat kematiannya diumumkan, juru bicara YPG, Redur Khalil, mengatakan kepada Fairfax Media bahwa Johnston baru bergabung dengan pasukan Kurdi tiga bulan sebelumnya. "Kami tidak selalu mengizinkan orang-orang asing berada di garis depan tetapi dia seorang petarung, dia sangat aktif dan ia berjuang sampai saat dia meninggal," katanya. "Dia datang dari jarak ribuan kilometer jauhnya untuk bersama kami dan sampai saat terakhir hidupnya, ia berjuang untuk rakyat Kurdi."

Pasukan Kurdi mengambil alih kota Tel Hamis dua hari kemudian, memotong rute pasokan utama ISIS dari Suriah ke Irak.

Berdasarkan undang-undang Australia yang melarang warganya berperang atau terlibat serangan di negara lain, Johnston akan menghadapi penjara 20 tahun jika ia kembali ke Australia, meskipun YPG telah menerima pengiriman senjata yang dibawa ke wilayah itu dalam pesawat-pesawat angkut RAAF (Angkatan Udara Australia).

Presiden Asosiasi Kurdi Australia, Gulfer Olan, mengatakan jenazah Johnston diharapkan tiba di Australia akhir pekan depan.

Ibunda Johnston, Amanda, sedang berbicara dengan para petinggi masyarakat Kurdi terkait pengaturan pemakaman. Keluarga ingin mengadakan pemakaman di Canberra, kota asal Johnston, tetapi masyarakat Kurdi yang besar di Sydney juga ingin mengadakan upacara pelepasan jenazah.

Pekan lalu, 500 warga Australia keturunan Kurdi menghadiri upacara untuk mengenang Johnston di Sydney dan masyarakat telah memulai upaya penggalangan dana bagi keluarga Johnston.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com