Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Australia Sesalkan Foto Polisi dengan Dua Anggota 'Bali Nine'

Kompas.com - 06/03/2015, 12:43 WIB
KOMPAS.com - Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyesalkan foto-foto kepala kepolisian Denpasar, Djoko Hari Utomo, bersama dua terpidana mati Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. "Itu tidak pantas dilakukan," tegas PM Abbott.

Kapolres Denpasar Djoko Utomo terlihat berada dalam pesawat yang membawa Chan dan Sukumaran saat dipindahkan dari Lapas Kerobokan ke Nusakambangan.

Dalam foto yang beredar, Djoko Utomo terlihat memegangi bahu masing-masing terpidana, dan dalam salah satu foto ia bahkan terkesan sedang tersenyum saat memegang bahu terpidana mati itu.

Reaksi datang bukan hanya dari masyarakat namun juga dari Pemerintah Australia sendiri. Menurut PM Abbott, foto-foto itu menunjukkan betapa kedua warga Australia itu tidak dihargai sama sekali.

"Saya kira hal itu sangat tidak pantas dilakukan dan hal ini menunjukkan kurangnya respek dan kurangnya kehormatan," katanya. "Tentu saja kami telah melayangkan keberatan kepada Dubes Indonesia di sini di Canberra," ujar PM Abbott lagi.

Dalam kesempatan terpisah Jumat (6/3/2015) PM Abbott menyatakan keinginannya untuk kembali berbicara dengan Presiden Joko Widodo.

Menteri Bendahara Negara Hockey kepada media setempat juga menyatakan perlakuan terhadap Chan dan Sukumaran sangat tidak pantas.

"(Perlakuan yang mereka terima) betul-betul sangat tidak sensitif dan cukup mengerikan melihat cara pemerintah Indonesia menangani hal ini," katanya.

Sementara Menteri Pendidikan Tingggi Christopher Pyne menyatakan hubungan dengan Indonesia memang sangat penting bagi Australia, namun tentunya akan ada konsekuensi jika eksekusi dua warga Australia itu tetap dijalankan. "Tentunya akan ada konsekuensi bagi pemerintah Indonesia karena tidak mengabulkan pembatalan eksekusi Andrew dan Myuran, dan pada waktunya akan jelas (apa konsekuensi itu)," ujar Pyne.

Kapolres Denpasar Djoko Utomo kepada media Australia sebelumnya menjelaskan ia hanya bermaksud mencoba memberi semangat kepada kedua terpidana mati dan tidak menyadari bahwa ada orang yang mengambil foto.

Dalam perkembangan lainnya Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly kepada ABC mengatakan, akan ada "penundaan sementara" pelaksanaan eksekusi terpidana mati gelombang kedua.

Sejumlah media melaporkan bahwa penundaan ini mungkin berkisar 10 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com