Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Tetap Jadi Tujuan Utama Wisatawan Muslim

Kompas.com - 04/03/2015, 12:05 WIB
SINGAPURA, KOMPAS.com - Malaysia merupakan destinasi global yang paling disukai di pasar wisata Muslim yang sedang bertumbuh pesat, walau ada dua bencana yang melanda maskapai penerbangan negara itu tahun 2014. Demikian menurut sebuah survei yang dirilis Rabu (4/3/2015).

Turki, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Qatar dan Indonesia berada di belakang Malaysia dalam peringkat pilihan tujuan liburan para wisatawan muslim, kata sebuah laporan yang dibikin Crescentrating, spesialis dalam bisnis pariwisata Islam, dan MasterCard.

Laporan tersebut mengevaluasi negara-negara terkait perhatian mereka terhadap kebutuhan wisatawan muslim, termasuk keberadaan dan aksesibilitas ke restoran "halal" dengan makanan yang disajikan sesuai standar Islam, dan penyediaan ruang shalat di bandara, pusat perbelanjaan, dan hotel.

Sejumlah skor terkait variabel itu dan lainnya ditabulasi dalam sebuah Global Muslim Travel Index. Dalam indeks itu, Malaysia yang mayoritas populasinya muslim berada di paling atas dengan skor 83,8, diikuti Turki (73,8), UEA (72,1), Arab Saudi (71,3), Qatar (68,2 ) dan Indonesia (67,5).

"Bagi para wisatawan Muslim, Malaysia masih tetap menjadi pilihan utama hanya karena negara itu merupakan tujuan wisata besar bagi keluarga yang menawarkan lingkungan yang sangat ramah bagi kaum muslim," kata kepala eksekutif Crescentrating, Fazal Bahardeen. "Itu mencakup segala sesuatu mulai dari atraksi yang sangat baik, makanan halal, akomodasi, tempat belanja hingga tempat-tempat untuk shalat. Malaysia punya infrastruktur terbaik bagi wisatawan muslim," katanya kepada AFP.

Fazal mengatakan 5,9 juta pengunjung Muslim mengunjungi Malaysia tahun 2014. Angka itu naik dari 5,7 juta tahun 2013.

Laporan tersebut, yang untuk pertama kali dilakukan secara bersama-sama oleh Crescentrating dan MasterCard, melibatkan 81 negara tujuan non-Muslim dan 29 negara-negara Muslim.

Laporan itu muncul hanya beberapa hari jelang tepat satu tahun hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hingga kini masih belum ditemukan. Pesawat itu hilang pada 8 Maret 2014 saat dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing dengan 239 orang di dalamnya. Sebuah pencarian udara dan bawah air besar-besaran gagal menemukan jejak pesawat itu. Peristiwa tersebut telah menjadi salah satu misteri besar dalam sejarah penerbangan.

Pada 17 Juli tahun yang sama, sebuah penerbangan Malaysia Airlines yang lain, yaitu MH17, ditembak jatuh di atas Ukraina, menewaskan semua 283 penumpang dan 15 awak.

Menurut data terbaru yang dikeluarkan pemerintah Malaysia, meskipun ada bencana kembar tersebut, kedatangan wisatawan ke Malaysia dari Januari hingga Oktober 2014 naik 9,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun jumlah pengunjung dari China turun 11,2 persen karena sebagian besar penumpang pesawat MH370 adalah warga China.

Survei perjalanan itu menunjukkan bahwa negara-negara non-Islam telah membuat kemajuan dalam memperoleh pangsa pasar perjalanan Muslim, yang diperkirakan bernilai 145 miliar dollar tahun 2014 dan diperkirakan akan tumbuh mencapai 200 miliar dollar pada 2020. Di antara sejumlah negara tujuan non-Muslim yang tercakup dalam studi itu, Singapura muncul sebagai pilihan utama, diikuti Thailand. Taiwan dan Jepang juga mendapat peringkat tinggi, masing-masing menempati posisi 10 dan 11.

Singapura memiliki "beberapa kawasan makanan halal yang terbaik", sementara Thailand, Jepang dan Taiwan telah mengambil langkah-langkah besar untuk memenuhi kebutuhan wisawatan Islam, kata Fazal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com