Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2015, 14:13 WIB
KOMPAS.com — Ghaneya Emwazi, ibu dari Muhammad Emwazi, menyadari bahwa putranya itu adalah "Anggota Militan John" saat dia melihat sebuah video ISIS tentang pemenggalan wartawan AS.

Ghaneya (47) menjerit saat mengenali putranya yang berusia 26 tahun itu sebagai orang bersenjata pisau dalam film propaganda ISIS.

Ghaneya memastikan bahwa putranya merupakan algojo ISIS saat dia dan suaminya, Jasem (51), ditanyai dinas keamanan Kuwait, Minggu (1/3/2015).

Para kerabat Emwazi yang lain, yang terkejut, mengecam tindakannya dan mengatakan, mereka menanti kematiannya. Seorang sepupu warga Kuwait, yang tidak mau namanya disebutkan, mengatakan, "Kami membencinya. Kami berharap dia segera terbunuh. Itu akan menjadi kabar baik bagi keluarga kami."

Muhammad Emwazi, yang pindah ke London utara di Inggris dari Kuwait saat berusia enam tahun, pekan lalu diidentifikasi sebagai "Anggota Militan John", pria yang bertanggung jawab atas pembunuhan sejumlah wartawan dan pekerja bantuan yang diculik di Suriah. Orangtuanya kembali dari Inggris ke Kuwait beberapa waktu lalu dan tinggal di Taima, sebuah kawasan kumuh di kota Jahra.

Polisi rahasia Kuwait menanyakan mereka sebagai saksi pada hari Minggu terkait perubahan pada putra mereka dari seorang siswa biasa di sekolah Inggris menjadi salah satu teroris paling dicari di dunia.

Mereka mengatakan kepada polisi bahwa dia berbohong dalam telepon terakhirnya dari Turki kepada mereka. Ketika itu, dia mengatakan bahwa dirinya sedang berencana untuk melakukan perjalanan ke Suriah guna menjadi sukarelawan bagi pekerjaan kemanusiaan.

Harian Al Qabas yang berpengaruh di Kuwait melaporkan, Ghaneya Emwazi mengenali anaknya dalam video ISIS tentang eksekusi wartawan Amerika, James Foley.

Suaminya mengatakan, "Ketika ibunya menonton film tentang Daesh (ISIS), dia melihat pemuda berpenutup wajah dalam video tentang James Foley. Dia mengancam Amerika Serikat. Dia bilang dia akan membunuh. Dia (ibunya) terkejut. Dia menjadi panik dan mulai menjerit, 'Ini putraku'."

Video yang menunjukkan kematian Foley diterbitkan secara online pada Agustus lalu.

Jasem Emwazi dulu seorang perwira polisi di Kuwait, tetapi kehilangan pekerjaannya dan pindah ke Inggris setelah invasi Saddam Hussein tahun 1990. Keluarganya dituduh telah berkolaborasi dengan Irak selama pendudukan, tujuh bulan itu. Jasem dikatakan kini bekerja di sebuah supermarket di negara Teluk itu.

Putranya bekerja untuk sebuah perusahaan software IT di sana sampai April 2010, setelah menyelesaikan studi komputer di Universitas Westminster di London.

Ayahnya dilaporkan telah mengatakan kepada polisi Kuwait, "Dia berencana menikah, tetapi karena dia tidak punya cukup uang, dia memutuskan untuk kembali ke Inggris. Mohammad seorang yang saleh ketika ia masih muda. Saya sudah tidak berkontak dengan dia sejak 2013. Saya mendapat telepon dari dia ketika dia berada di Turki dan dia bilang dia akan Suriah untuk menjadi sukarelawan kemanusiaan. Dia bilang, 'Maafkan saya jika saya melakukan sesuatu yang salah'. Itulah telepon atau kontak terakhir saya dengan dia."

Muhammad Emwazi dilarang masuk kembali ke Kuwait sejak Mei 2010 setelah Pemerintah Inggris meningkatkan kekhawatiran tentang kaitannya dengan ekstremisme.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com