Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu Ingin AS-Israel Tetap Solid meski "Diganggu" Pembicaraan Nuklir AS-Iran

Kompas.com - 03/03/2015, 02:52 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Amerika Serikat mengenai kesepakatan nuklir yang sedang dilakukannya bersama Iran. Menurut Netanyahu, kesepakatan nuklir itu bisa mengancam keberlangsungan Israel. Meski begitu, Netanyahu berharap hubungan AS-Israel tetap solid.

"Pidato saya tidak bermaksud untuk tak menghormati Presiden Obama dan pemerintah yang dipimpinnya. Saya sangat menghormati keduanya," kata Netanyahu dalam sebuah konferensi di Washington, dikutip dari AFP, Selasa (3/3/2015).

Rencananya, Netanyahu juga akan melakukan pertemuan dengan Kongres AS, Selasa (3/3/2015) waktu setempat. Pertemuan untuk membicarakan perkembangan kesepakatan antara AS dan Iran terkait program nuklir. Israel memang khawatir kesepakatan ini akan membuat Iran melanjutkan program pengembangan nuklir yang dianggap Netanyahu berpotensi membahayakan Israel.

"Tujuan pidato saya di Kongres besok adalah untuk berbicara mengenai kesepakatan potensial dengan Iran yang bisa mengancam keselamatan Israel," ujar dia.

"Israel dan AS sepakat bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Tetapi, kami tidak sepakat mengenai cara mencegah mereka (Iran) dalam mengembangkan senjata itu," lanjut Netanyahu.

AS memang sedang melakukan pembicaraan intensif terkait program nuklir dengan Iran. Pertemuan dilakukan kedua menteri luar negeri di Swiss. Menteri Luar Negeri AS John Kerry sudah melakukan pertemuan dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif di kota Montreaux.

Dilansir dari Telegraph, Iran disebut akan setuju dengan pembatasan hingga 6.000 mesin centrifuges dari 9.900 mesin yang dimiliki dan sedang digunakan untuk memperkaya uranium. Sebagai tambahan, Iran disebut setuju untuk menawarkan cadangan 7,9 ton dari uranium yang dimiliki untuk tujuan ekspor, dan bisa menyimpannya hingga 300 kilogram sisanya.

Pembicaraan antara John Kerry dan Javad Zarif akan kembali dilanjutkan, Selasa (3/3/2015). Meski begitu, hingga saat ini Kerry menegaskan belum ada satu kesepakatan pun yang dicapai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com