Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donasi Politik Dipertanyakan, Menteri Pertanian Jepang Mundur

Kompas.com - 23/02/2015, 18:41 WIB
TOKYO, KOMPAS.com - Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang Koya Nishikawa, Senin (23/2/2015), mengundurkan diri terkait masalah penggalangan dana politiknya yang dipertanyakan.
 
Nishikawa mundur di saat pemerintaha Jepang tengah berkutat dalam sejumlah isu seperti reformasi pertanian dan pembicaraan terkait perjanjian dagang di kawasan Pasifik.

Untuk mengurangi dampak masalah ini, PM Shinzo Abe menerima pengunduran diri Nishikawa dan langsung menunjuk Yoshimasa Hayashi sebagai pengganti. Padahal Yoshimasa pernah menjabat menteri pertanian sebelum digantikan Nishikawa.

"Sangat mengecewakan. Saya bertanggung jawab atas penunjukannya (Nishikawa) sehingga saya ingin menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat," kata PM Abe.

Selama ini, Nishikawa mendapatkan masalah di parlemen terkait donasi politik dari sejumlah sumber termasuk dari perusahaan kayu dan gula, yang mendapatkan subsidi pemerintah.

Nishikawa mengatakan, dia sudah mengembalikan semua uang yang diperolehnya dan bersikukuh tidak melanggar aturan apapun.

"Mereka yang tak paham tak akan pernah memahami meskipun saya sudah menjelaskan. Sehingga saya memilih mengundurkan diri," kata Nishikawa kepada wartawan.

Sejumlah analis mengatakan, pengunduran Nishikawa ini tak berpengaruh banyak terhadap kebijakan pemerintah, namun akan memberikan pekerjaan tambahan bagi PM Abe.

Apalagi, dua menteri sudah mengundurkan diri tahun lalu juga karena skandal dana politik, tak lama setelah Abe melakukan reshuffle kabinet untuk kali pertama.

"PM Abe membela Nishikawa dalam porsi yang wajar dengan mengatakan tak ada masalah apapun di balik mundurnya sang menteri. Artinya, akan ada dampak dari pengunduran diri ini," kata Tomoaki Iwai, pakar politik dari Universitas Nihon.

Iwai melanjutkan pengunduran diri Nishikawa itu tidak akan banyak berpengruh terhadap reformasi pertanian atau pembicaraan dagang Trans-Pasifik (TPP) yang akan mengikat 12 negara termasuk AS, Jepang dan Australia dan mencakup 40 persen perekonomian dunia itu.

Reformasi pertanian adalah salah satu simbol dalam konsep "tiga panah" upaya perubahan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, sebagai bagian dari kebijakan ekonomi yang dikenal dengan istiah "Abenomic" itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com