Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Buka Isolasi Desa, Penderita Kanker Gunakan Tabungannya untuk Bangun Jalan

Kompas.com - 18/02/2015, 18:45 WIB
BEIJING, KOMPAS.com - Sebuah kisah soal kepedulian terhadap sesama terjadi di China ketika seorang penderita kanker menggunakan uang tabungannya bukan untuk pengobatan namun untuk membuat jalan untuk membuka desanya yang terisolasi.

Huang Yuanfeng (45) adalah salah seorang penduduk desa terpencil Xiaojiangtun, di wilayah selatan China, yang berhasil keluar dari keterisolasian desanya untuk mencari peruntungan di tempat lain.

Yuanfeng menghabiskan waktu selama 20 tahun hidup dan mencari nafkah di kota Guilin, kota terdekat dari desa kelahirannya itu. Kota Guilin adalah salah satu destinasi wisata ternama di China karena keindahan alamnya.

Namun, susunan batu-batuan yang menciptakan pemandangan spektakuler itu juga menciptakan isolasi bagi desa kelahiran Yuanfeng itu.

Selama bekerja di kota Guilin, Yuanfeng berusaha sesering mungkin pulang untuk menengok istri dan putrinya. Setelah memiliki cukup uang untuk mengirim putrinya ke universitas, Yuanfeng akhirnya memilih kembali menetap di desa kelahirannya.

Malang tak dapat ditolak, tak lama setelah sang putri diterima di Universitas Guangxi, salah satu perguruan tinggi bergengsi di China, Yuanfeng didiagnosa menderita kanker hati.

Setelah mendiskusikan kondisi kesehatannya dengan sejumlah dokter, Yuanfeng berkesimpulan peluang hidupnya sangat kecil. Sehingga dia memutuskan tak menggunakan tabungannya untuk pengobatan namun akan digunakan untuk membantu sesama.

Dan bantuan yang dimaksud adalah menggunakan tabungannya untuk membangun jalan demi membuka isolasi yang mengungkung desanya selama ini.

"Kehidupan di desa ini sangat sulit karena pegunungan dan sungai berarus deras. Namun jika jalan ini selesai dibangun maka mobil bisa masuk dan pemandangan desa yang spektakuler bisa menarik banyak turis," ujar Yuanfeng.

Yuanfeng mengatakan proyek jalan ini menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkannya seumur hidup. Namun dia menganggap proyek ini sangat berharga untuk dilaksanakan.

"Saya punya pilihan untuk menghabiskan uang itu demi mencoba menyembuhkan penyakit yang hampir semua orang setuju tak bisa disembuhkan lagi atau menggunakan uang itu untuk sesuatu yang lebih bermanfaat," kata Yuanfeng.

"Apa yang lebih bermanfaat untuk warga desa saya selain sebuah jalan? Itulah kesempatan yang saya ambil," tambah Yuanfeng.

Putri Yuanfeng, Huang Tonghui (21) yang memilih meninggalkan bangku kuliah setelah mengetahui kondisi kesehatan ayahnya, menemani Yuanfeng setiap hari sambil membawakan sebuah kursi untuk melihat kemajuan proyek pembangunan jalan ini.

Saat Yuanfeng beristirahat dan duduk di kursi itu, sang putri memasak makanan untuknya dan membantu Yuanfeng mengendalikan proyek pembangunan jalan.

Awalnya Yuanfeng menyewa sebuah eksavator dan seorang kru. Dia kemudian secara personal mengawasi jalannya proyek. Namun belakangan kanker yang diidapnya semakin membuat Yuanfeng kesulitan untuk berdiri dan berjalan.

"Seseorang harus membantunya seperti halnya dia membantu orang lain. Saya tahu jika saya tak berada bersamanya ayah tak akan meminum obatnya tepat waktu," ujar Tonghui.

Seorang warga desa Hui Lei (38) mengatakan sosok Yuanfeng kini dianggap warga setempat sebagai seorang pahlawan.

"Saya tahu dia sedang sakit namun saya harap penyakitnya sembuh dan dia bisa hidup hingga 100 tahun," kata Hui Lei.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com