Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/02/2015, 17:32 WIB

DILI, KOMPAS.com — Bekas pejuang kemerdekaan Timor Leste, Xanana Gusmao, menyampaikan surat pengunduran diri dari posisi perdana menteri, dalam kerangka perombakan pemerintahan yang akan merampingkan kabinet.

Seorang pembantu dekat Xanana mengatakan kepada kantor berita AP, Xanana merasa kini sudah waktunya mengalihkan tanggung jawab pemerintahan kepada generasi baru.

Dalam pernyataan pemerintah disebutkan, Presiden Taur Matan Ruak sudah menerima surat pengunduran diri itu, tetapi belum memutuskan apakah akan menerima atau menolaknya.

"Perdana Menteri (Xanana) menganjurkan semua anggota kabinet untuk bekerja dengan tenang dalam periode transisi ini, hingga pemerintahan baru dilantik," demikian pernyataan pemerintah itu.

Pengunduran diri Xanana sebetulnya sudah menjadi percakapan umum sejak beberapa pekan belakangan. Seorang pembantu dekat Xanana menyebutkan, langkah ini merupakan bagian dari perombakan pemerintah.

Pemerintahan baru diperkirakan terbentuk pekan depan. Dalam kesepakatan perombakan ini, kabinet akan dirampingkan dari 55 menjadi 33 menteri, dan akan lebih inklusif, melibatkan kalangan oposisi untuk sejumlah posisi menteri.

Jika pengunduran diri ini diterima, Xanana bisa saja tetap mengambil peran dalam pemerintahan, misalnya sebagai menteri koordinator. Namun, seorang penasihat Xanana yang tak mau disebut namanya mengatakan, tujuan utama pengunduran diri ini adalah alih generasi.

Sebagai bekas pemimpin gerilya dan pahlawan kemerdekaan, Xanana Gusmao (68) merupakan sosok paling legendaris dalam sejarah negara muda ini. Namun belakangan, citranya sedikit tercoreng dengan sejumlah tudingan korupsi dan nepotisme yang menjerat dia dan partainya, CNRT.

Xanana memimpin gerilya melawan tentara Indonesia selama lebih dari dua dekade dari belantara Timor, sampai akhirnya tertangkap tahun 1992. Setelah hidup dalam penjara selama enam tahun, Gusmao ditempatkan dalam tahanan rumah, di sebuah rumah khusus, menyusul kesiapan Presiden BJ Habibie untuk menyelenggarakan referendum yang kemudian dimenangi oleh kelompok pro-kemerdekaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com