Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Salman Copot Dua Putra Mendiang Raja Abdullah dari Pemerintahan

Kompas.com - 30/01/2015, 13:33 WIB
RIYADH, KOMPAS.com — Raja baru Arab Saudi, Raja Salman, Kamis (29/1/2015), terus menguatkan kekuasaannya. Ia melakukan perombakan dalam pemerintahan dengan menyingkirkan dua putra almarhum Raja Abdullah dan kepala badan intelijen serta lembaga-lembaga penting lainnya bersamaan dengan sebuah penyusunan kabinet.

Sejumlah pejabat tinggi Otoritas Pelabuhan, Komisi Anti-Korupsi Nasional, dan polisi agama kerajaan Islam konservatif itu termasuk di antara mereka kehilangan jabatannya.

Penunjukan pejabat baru terjadi seminggu setelah Salman menduduki takhta menyusul kematian Abdullah, yang berusia sekitar 90 tahun.

Tak hanya itu, Salman dalam salah satu dari 30 lebih dekritnya memerintahkan pembayaran bonus berupa "dua bulan gaji pokok bagi semua pegawai negeri sipil dan militer Pemerintah Saudi". Demikian menurut laporan Saudi Press Agency (SPA) yang dikutip AFP. Para siswa dan pensiunan juga mendapat bonus yang sama.

"Rakyat yang terhormat, kalian pantas mendapatkan lebih dan apa pun yang saya lakukan, tidak akan bisa memberikan apa yang kalian butuhkan," kata Raja kemudian dalam akun Twitter resminya. Ia meminta rakyatnya untuk "tidak melupakan saya dalam doa kalian".

SPA menyatakan, Salman mengeluarkan sebuah perintah kerajaan pada hari ini, yaitu memberhentikan Pangeran Khalid bin Bandar bin Abdul Aziz al-Saud, Ketua Intelijen Umum, dari jabatannya. Jenderal Khalid bin Ali bin Abdullah al-Humaidan menjadi ketua baru lembaga intelijen itu.

Sebuah dekrit terpisah menyatakan, Pangeran Bandar bin Sultan, seorang keponakan Abdullah, disingkirkan dari posisinya sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional dan penasihat raja. Pangeran Bandar merupakan duta besar kerajaan untuk Amerika Serikat selama 22 tahun sampai tahun 2005 sebelum pindah ke Dewan Keamanan Arab Saudi.

Berdasarkan dekrit yang disiarkan televisi, dua putra mendiang Raja Abdullah dicopot dari jabatannya, yaitu Pangeran Mishaal, gubernur wilayah Mekkah, dan Pangeran Turki, yang memerintah ibu kota Riyadh. Putra Abdullah yang lain, Pangeran Miteb, dipertahankan pada posisinya sebagai menteri yang bertanggung jawab atas Garda Nasional, yang memiliki pasukan sekitar 200.000 orang.

Salman, 79 tahun, merupakan saudara tiri Abdullah. Ia membentuk kabinet beranggotakan 31 orang. Wajah-wajah baru dalam kabinetnya antara lain menteri departemen kebudayaan dan informasi, menteri departemen sosial, menteri urusan pegawai negeri sipil, dan menteri komunikasi dan teknologi informasi.

Menteri Perminyakan Ali al-Naimi, Menteri Luar Negeri Pangeran Saud al-Faisal, dan Menteri Keuangan Ibrahim al-Assaf tetap berada di kabinet dari negara yang merupakan eksportir minyak terkemuka di dunia itu.

Salman menggabungkan kementerian pendidikan tinggi dan pendidikan. Ia menunjuk Azzam bin Mohammed al-Dakheel untuk mengepalai kementerian itu. Arab Saudi sedang mencoba untuk memperbaiki sistem pendidikan dasarnya dan telah membangun lebih banyak universitas di tengah upaya negara itu untuk mendiversifikasi ekonominya yang selama ini bergantung pada minyak.

Keputusan lain adalah menggantikan kepala regulator pasar saham di negara itu, menjelang target pertengahan tahun untuk membuka bursa terbesar dunia Arab bagi investor asing.

Beberapa jam setelah Abdullah meninggal pada 23 Januari, Salman menunjuk putranya, Pangeran Mohammed bin Salman, sebagai Menteri Pertahanan.

Menteri Dalam Negeri yang berpengaruh Pangeran Mohammed bin Nayef berada di barisan kedua menuju takhta, sementara Pangeran Moqren, 69 tahun, yang tadinya merupakan putra mahkota kedua, kini berada urutan pertama menuju kursi kerajaan. Moqren akan memerintah sebagai anak terakhir dari pendiri kerajaan, Abdul Aziz bin Saud. Sementara itu, Bin Nayef merupakan orang pertama dari "generasi kedua" atau cucu Abdul Aziz.

Pada Maret 2014, Raja Abdullah menunjuk Moqren ke posisi baru sebagai wakil putra mahkota dengan tujuan untuk memuluskan suksesi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com