"Kami sudah memeriksa keotentikannya, dan kami harus katakan kredibilitas video itu sangat tinggi. Saya tak bisa berkata-kata mengingat kesedihan dan derita yang ditanggung keluarga korban," kata Abe lewat lembaga penyiaran publik NHK.
"Ini adalah sebuah tindakan teror yang berlebihan dan tak bisa dimaafkan, hal ini menyebabkan saya sangat marah. Saya mengecam tindakan ini dengan keras," tambah Abe.
Lebih jauh Abe melanjutkan pemerintah akan terus berupaya mengalisa gambar-gambar dalam video itu untuk benar-benar memastikan keotentikan rekaman tersebut.
Video berdurasi hampir tiga menit itu diunggah ke dunia maya pada Sabtu (24/1/2015), menampilkan foto-foto Kenji Goto, salah seorang sandera Jepang, memegang sebuah foto jasad Haruna Yukawa.
Dalam video itu ditambahkan rekaman audio yang berisi pernyataan Goto yang menyebut ISIS menuntut pertukaran tahanan untuk menjamin kebebasannya.
Namun, video itu tidak diunggah di laman-laman internet yang selama ini biasa digunakan ISIS untuk mengunggah berbagai video propaganda atau eksekusi sandera. Selain itu dalam video tersebut tak menampilkan satupun bendera hitam khas ISIS.
Kejanggalan lain adalah proses eksekusi Yukawa juga tak diperlihatkan berbeda dengan eksekusi yang dilakukan terhadap sandera asal AS atau Inggris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.