Keputusan pemerintah ini menyusul penculikan seorang balita perempuan albino berusia empat tahun bulan lalu di wilayah Mwanza utara. Dalam upaya pencarian balita itu, polisi menahan 15 orang termasuk ayah balita itu dan dua pamannya, namun hingga kini bocah itu belum ditemukan.
Selain memutuskan melarang praktik perdukunan, pemerintah Tanzania juga meluncurkan kampanye pendidikan untuk mengakhiri pembunuhan warga albino.
"Kami ingin menghentikan masalah penculikan dan pembunuhan warga yang menderita albinisme untuk selamanya," kata Menteri Dalam Negeri Tanzania Mathias Chikawe.
Chikawe menambahkan, pemerintah dan organisasi Masyarakat Albino Tanzania (TAS) sepakat untuk membentuk sebuah gugus tugas yang bertugas menggelar operasi khusus untuk memberantas penculikan, penyekapan dan pembunuhan warga albino.
"Kami menentang mereka yang menipu warga denngan mengatakan untuk menjadi kaya mereka harus memiliki jimat, termasuk para peramal nasib dan mereka yang berkontribusi terhadap tahayul ini," tambah Chikawe.
"Rakyat harus diberi pemahaman bahwa satu-satunya jalan untuk menjadi kaya adalah dengan kerja keras dan bukan menyimpan jimat," lanjut Chikawe.
Kelainan kondisi genetika yang menyebabkan hilangnya pigmen kulit, rambut dan mata ini diderita satu dari 1.400 warga Tanzania. Di negara Barat, albinisme hanya diderita satu dari 20.000 orang.
Sebagian orang di Tanzania percaya bagian tubuh orang albino berkhasiat jika disimpan sebagai jimat. Anggapan ini yang membuat pembunuhan orang albino di Tanzania marak terjadi.
Satu bagian tubuh orang albino dijual dengan harga 600 dolar AS atau sekitar Rp 7,5 juta dan satu jasad utuh orang albino bisa mencapai harga 75.000 dolar AS atau hampir Rp 950 juta.
Menurut data PBB, sejak selama 14 tahun terakhir 74 orang albino tewas dibunuh di negeri Afrika timur itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.