Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Perancis Pimpin Upacara Pemakaman 3 Anggota Polisi

Kompas.com - 13/01/2015, 21:53 WIB
PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Francois Hollande, Selasa (13/1/2015), memimpin upacara pemakaman tiga orang polisi yang tewas dalam serangkaian serangan teror di Paris pekan lalu.

Saat menganugerahkan tanda jasa untuk ketiga mendiang polisi itu, Presiden Hollande mengatakan bahwa ketiga polisi itu tewas demi menjamin kebebasan rakyat Perancis.

Para rekan kerja dan keluarga ketiga polisi itu tak kuasa menahan tangis ketika Hollande mengatakan rakyat Perancis ikut berduka untuk ketiga polisi yang tewas itu.

Diiringi lagu kebangsaan Le Marseillaise di lapangan markas besar kepolisian Paris, Hollande meletakkan bintang penghargaan Legion d'Honneur di peti jenazah ketiga polisi tersebut.

"Mereka gugur saat menjalankan tugas dengan penuh keberanian dan harga diri. Mereka gugur sebagai seorang petugas polisi," kata Hollande.

"Saya katakan seluruh rakyat Perancis ikut berduka bersama Anda semua," lanjut Hollande kepada keluarga ketiga polisi itu.

Dalam kesempatan itu Hollande menyerukan bahwa rakyat Perancis tidak akan menyerah di hadapan ancaman kelompok-kelompok militan.

"Perancis yang besar tidak akan runtuh, tidak akan bertekuk lutut di hadapan ancaman teror yang masih ada di dalam dan di luar negeri ini," kata Hollande.

Secara khusus, Hollande memberikan penghormatan kepada Ahmed Merabet (40), seorang polisi yang tewas dieksekusi para penyerang majalah Charlie Hebdo, meski sudah terkapar tak berdaya di tepian jalan.

"Ahmed Merabet, seorang Muslim Perancis, sangat bangga mewakili nilai-nilai sekuler Republik Perancis. Dia tahu persis bahwa fanatisme membunuh Muslim. Itu terjadi di Afrika, Irak, Suriah dan di Perancis," tambah Hollande.

Dua polisi lain yang tewas adalah Franck Brinsolaro (49), yang bertugas menjaga pemimpin redaksi Charlie Hebdo, yang juga tewas dalam serangan pekan lalu itu.

"Dia gugur dengan senjata di tangannya. Sementara korban lain hanya membawa pena. Dia (Brinsolaro) tewas demi kebebasan berekspresi," ujar Hollande.

Sementara seorang polisi wanita Clarissa Jean-Philippe (26), asal kepulauan Martinique, tewas ditembak Amedy Coulibaly saat mencegat pria itu ketika tengah berpatroli.

Coulibaly kemudian membunuh empat warga Yahudi dalam drama penyanderaan di sebuah toko serba ada Yahudi di Paris.

"Bagaimana kita bisa memahami bahwa seorang pembunuh bisa melakukan kejahatan seperti ini? Hanya karena dia (Clarissa) mengenakan seragam yang adalah simbol dari Republik," ujar Hollande.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com