Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Marxis Klaim Dalangi Bom Bunuh Diri Istanbul

Kompas.com - 07/01/2015, 15:53 WIB
ISTANBUL, KOMPAS.com - Sebuah kelompok berhaluan Marxisme yang dilarang, Rabu (7/1/2015), mengklaim salah seorang anggotanya adalah pelaku bom bunuh diri di distrik wisata Istanbul, Turki yang menewaskan dua orang itu.

"Salah seorang pejuang kami mengorbankan diri dengan melakukan aksi di departemen kepolisian wisata di Sultanahmet," demikian Partai Front Pembebasan Revolusioner Rakyat Marxis (DHKP-C) lewat situs resminya.

Bom bunuh diri pada Selasa (6/1/2015) malam itu menewaskan seorang polisi dan melukai satu orang lainnya di Sultanahmet, pusat distrik wisata Istanbul yang merupakan lokasi museum Aga Sophia dan Masjid Biru. Satu korban tewas lainnya adalah pelaku bom bunuh diri.

DHKP-C, organisasi Marxis radikal yang dianggap pemerintah Turki, Uni Eropa dan AS sebagai organisasi teroris, juga mengklaim upaya serangan granat terhadap polisi yang menjaga istana Dolmabahce, Istanbul pada 1 Januari lalu. Tak ada korban dalam insiden tersebut.

DHKP-C mengatakan, serangan bom bunuh diri di Istanbul itu ditujukan untuk Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) yang didirikan Presiden Recep Tayyip Erdogan terkait kasus-kasus korupsi.

Sehari sebelum serangan bom ini, empat orang menteri yang dituduh terlibat korupsi diputuskan tidak perlu menjalani persidangan.

Selain ditujukan untuk partai AKP, DHKP-C menambahkan aksi bom bunuh diri itu juga merupakan pembalasan atas tewasnya Berkin Elvan akibat mengikuti unjuk rasa anti-pemerintah pada Maret 2014.

Berkin meninggal dunia setelah koma selama 268 hari akibat luka-luka yang dideritanya ketika polisi antihuru-hara membubarkan unjuk rasa pada saat itu.

Lebih jauh DHKP-C menyebut pelaku bom bunuh diri itu adalah Elif Sultan Kalsen yang menurut media Turki adalah seorang perempuan berusia pertengahan 20-an dan merupakan anggota aktif kelompok ini.

Selama beberapa tahun terakhir DHKP-C diyakini terlibat dalam serangkaian serangan sporadis yang terkadang mematikan di Turki dan luar negeri. Kelompok ini mengklaim menjadi dalam aksi pengeboman kedutaan besar AS di Ankara pada Februari 2013 yang menewaskan seorang penjaga keamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com