Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seekor Tuna Sirip Biru Laku Seharga Rp 483 Juta di Jepang

Kompas.com - 06/01/2015, 10:38 WIB
TOKYO, KOMPAS.com — Seekor tuna sirip biru (bluefin tuna) raksasa terjual seharga lebih dari 46.000 dollar AS atau Rp 483 juta dalam sebuah lelang pertama tahun ini di pasar ikan Tokyo, Senin (5/1/2015), saat Jepang menghadapi tekanan untuk mengurangi konsumsi ikan yang terancam punah itu. Tuna seberat 180,4 kilogram itu, yang ditangkap di wilayah Aomori di Jepang utara, mendapat tawaran yang kemudian memenangkan lelang dengan harga 4,5 juta yen, kata seorang pejabat di pasar ikan Tsukiji.

Harga tersebut menandai penurunan kedua berturut-turut dalam penjualan tahun baru tahunan, setelah sebuah rekor harga tercatat 155,4 juta yen tahun 2013. Rekor dua tahun lalu itu didorong oleh perang penawaran yang dipimpin jaringan restoran Hongkong untuk ikan yang sedikit lebih besar dari yang sekarang, tetapi dengan kualitas yang sama.

Pemenang lelang pada Senin kemarin, Kiyoshi Kimura, adalah presiden perusahaan di balik jaringan restoran populer Sushi-Zanmai. Kimura mengatakan, dirinya "terkejut saat memenangkan lelang itu di level harga yang rendah. Namun, ikan itu merupakan kualitas terbaik," katanya kepada media lokal. "Saya puas karena membeli yang terbaik. Ikan itu punya bentuk yang baik dan lemak yang bagus."

Menurut sejumlah laporan, harga turun karena "kurangnya penawaran dari saingan" dan jumlah ikan tuna sirip biru yang lebih banyak di perairan lepas pantai utara Jepang, yang merupakan tempat utama untuk memancing tuna.

Tuna sirip biru biasanya merupakan ikan paling mahal yang tersedia di Tsukiji, pasar ikan dan grosir makanan laut terbesar di dunia.

Sepotong otoro atau lemak perut ikan dapat berharga hingga beberapa ribu yen di restoran kelas atas di Tokyo.

Semakin populernya sushi Jepang di seluruh dunia juga telah memicu permintaan.

Lelang tersebut terjadi saat Jepang, yang merupakan konsumen terbesar tuna sirip biru di dunia, menghadapi desakan yang semakin meningkat untuk menghentikan perdagangan terhadap ikan itu, yang oleh para pemerhati lingkungan dikatakan sedang menuju kepunahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com