Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecewa, Polisi Gelar Aksi Membelakangi Wali Kota New York

Kompas.com - 05/01/2015, 09:37 WIB
NEW YORK, KOMPAS.COM — Ratusan aparat kepolisian membelakangi Wali Kota New York saat upacara pemakaman polisi kedua yang ditembak mati pada bulan lalu. Wenjian Liu, putra pendatang asal Tiongkok, tewas ditembak bersama mitranya, Rafael Ramos, pada tanggal 20 Desember lalu oleh seorang pria bersenjata.

Keduanya sedang berada di dalam mobil patroli ketika ditembak oleh Ismaaiyl Brinsley, yang memiliki catatan kekerasan dan kondisi mental yang tidak stabil.

Dalam upacara pemakaman Liu, ratusan polisi di luar ruangan memutuskan untuk membelakangi layar TV besar yang menayangkan pidato langsung Wali Kota New York Bill de Blasio.

"Semua orang di kota kita ini remuk hatinya pada hari ini," kata De Blasio, saat pemakaman Liu.

Namun, banyak polisi New York yang kecewa dengan pernyataan De Blasio sebelumnya, yang dianggap "bersimpati" dengan unjuk rasa antipolisi dalam beberapa bulan belakangan.

Aksi membelakangi pidato Wali Kota juga dilakukan oleh para polisi saat pemakaman Ramos pada 27 Desember lalu.

Seruan komisaris

Upacara pemakaman Liu ditunda untuk menunggu kedatangan keluarga besarnya dari Tiongkok. Sebelum upacara pemakaman Liu, Patrik Yoes, dari persatuan Fraternal Order of Police yang beranggotakan 328.000 aparat polisi, mengatakan bahwa mereka mendapat serangan di seluruh Amerika Serikat.

"Di seluruh negeri, kami tampaknya berada di bawah serangan dalam menjalani profesi sebagai penegak hukum, sementara pesan yang harus diambil adalah: Kami pelayan masyarakat. Kami bukan musuh masyarakat," tuturnya.

Namun, Komisaris Polisi New York, Bill Bratton, mendesak untuk tidak memperlihatkan "rasa tidak hormat" dengan menulis memo, "Pemakaman pahlawan adalah dukacita, bukan mengeluh."

Meski demikian, ratusan polisi memutuskan untuk membelakangi Wali Kota De Blasio.

Liu dan Ramos ditembak menyusul unjuk rasa terkait penembakan oleh polisi kulit putih yang menewaskan warga kulit hitam tidak bersenjata. Unjuk rasa itu berawal di kota Ferguson, musim panas 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com