Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sepekan, Ada 3 Upaya Pembakaran Masjid

Kompas.com - 02/01/2015, 00:56 WIB
STOCKHOLM, KOMPAS.com - Kepolisian Swedia, Kamis (1/1/2015), mengumumkan perburuan terhadap pelaku upaya pembakaran masjid.

Dalam sepekan telah terjadi kali pembakaran masjid di Swedia, menyusul naiknya ketegangan yang dipicu gerakan anti-imigran di negara itu.

"Seseorang melemparkan bom molotov ke bangunan (masjid)," kata Torsten Hemlin, juru bicara kepolisian Uppsala, sembari menambahkan upaya pembakaran itu tak sampai menghanguskan masjid yang berlokasi di kawasan timur Swedia tersebut.

"Mereka (para pelaku) juga menulis beberapa pernyataan rasis," imbuh Hemlin. Pada saat kejadian, ujar dia, tak ada orang di masjid tersebut.

Organisasi Komunitas Muslim, mengunggah foto coretan di pintu utama masjid yang berbunyi, "Go home Muslim shit".

Uppsala adalah kota terbesar keempat di Swedia mendapatkan laporan awal soal upaya pembakaran itu pada Kamis pukul 04.30 GMT atau pukul 11.30 WIB.

"Tindakan kriminal ini sudah masuk klasifikasi usaha pembakaran, vandalisme, dan pernyataan kebencian," ujar pernyataan kepolisian atas kejadian ini.

Serangan pada Kamis ini terjadi hanya tiga hari setelah serangan serupa terjadi di Esloev. Sebelumnya, tepat pada perayaan Natal, lima orang terluka ketika bom molotov dilemparkan ke dalam masjid di Eskilstuna, di timur ibu kota Swedia, Stockholm.

Orang-orang ketakutan

Berdasarkan data Expo, majalah antirasialisme, dalam setahun terakhir ada lebih dari selusin serangan ke masjid yang dilaporkan ke kepolisian Swedia, dengan keyakinan ada jumlah kejadian yang jauh lebih besar yang tidak dilaporkan.

"Orang-orang ketakutan. Mereka takut pada keamanan mereka," kata Mohammad Kharraki, juru bicara Islamic Association Swedia.

"Kita sudah melewati sejarah, ketika orang-orang menggunakan kekerasan sebagai cara untuk membuat masyarakat terpolarisasi dengan minoritas."

Beragam serangan ke masjid-masjid ini muncul seiring perdebatan intensif di Swedia terkait masalah imigrasi dan integrasi para pencari suaka di masyarakat Nordic yang secara tradisional dikenal toleran.

Swedia akan menerima permintaan suaka lebih dari 100.000 orang pada tahun ini, rekor baru penerimaan suaka. Bulan lalu, Partai Demokrat Swedia yang beraliran kanan, mengungguli partai penguasa saat ini yang beraliran lebih liberal soal pengungsi.

Namun pada jajak pendapat pada 27 Desember 2014, paratai penguasa yang berkoalisi dengan partai oposisi bisa mengakhiri dominasi pengaruh Demokrat, termasuk soal isu imigrasi.

Kharraki mengatakan upaya pembakaran masjid ini bisa jadi dilakuka oleh orang-orang Demokrat yang marah karena telah terpinggirkan.

"Mereka (Demokrat) berpikir Muslim adalah masalah ketika partai utama di politik sudah mengambil posisi melawan rasialisme dan Islamophobia," duga Kharraki.

Namun, juru bicara Demokrat menyatakan tak ada alasan untuk menjadikan motif politik sebagai alasan penyerangan terhadap masjid itu.

"Ini bukan politis. Ini kriminal. Masalah kriminal ini adalah urusan polisi, bukan masalah politik," kata Henrik Vinge, juru bicara itu. "Kekerasan ini adalah hal yang sangat serius. Tentu saja tidak bisa diterima," tegas dia.

Komunitas Muslim, Jumat (26/12/2014), telah mengajak para politisi untuk bergabung mengambil sikap melawan kekerasan berlatar belakang rasialisme. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com