Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara di Perancis Menabrakkan Mobilnya ke Pejalan Kaki

Kompas.com - 22/12/2014, 06:32 WIB

DIJON, KOMPAS.com — Seorang pengendara mobil di Perancis mengendarai mobil dengan ugal-ugalan dan menabrakkan mobilnya ke pejalan kaki di Dijon, Perancis, Senin (22/12/2014) pagi. Pengendara yang sempat berteriak "Allahu Akbar" ini dilaporkan melukai 11 orang, dengan dua di antaranya menderita luka serius.

Dilansir dari AFP, kepolisian berhasil menahan pengendara yang diduga memiliki gangguan kejiwaan. Menurut sumber kepolisian, pengendara kelahiran 1974 itu diketahui pernah dirawat di rumah sakit yang berhubungan dengan penyakit kejiwaan. "Hingga saat ini, motifnya belum jelas," ucap sumber kepolisian tersebut.

Pria itu mengincar pejalan kaki di lima lokasi berbeda. Kejadian itu berlangsung sekitar setengah jam. "Sembilan orang luka ringan dan dua luka serius, tetapi tampaknya nyawa mereka tidak dalam bahaya," ucap sumber itu.

Selain itu, sumber yang dekat dengan investigasi polisi mengatakan, saksi mata sempat berkata ke polisi kalau "pria itu beraksi untuk anak-anak Palestina".

Perdana Menteri Perancis Manuel Valls, melalui akun Twitter, mengungkapkan empatinya kepada korban luka dalam serangan ini.

Serangan kedua

Aksi yang terjadi di kota Dijon merupakan serangan kedua di Perancis dengan motif yang hampir serupa. Sebelumnya, seorang pria yang diketahui kelahiran Burundi bernama Bertrand Nzohabonayo melukai dua polisi dengan pisau di kota Joue-les-Tours dalam serangan yang juga disertai dengan teriakan "Allahu Akbar". Pria berusia 20 tahun ini pun kemudian ditembak mati.

Nzohabonayo diduga terpengaruh kelompok militan ISIS karena sempat mem-posting pernyataan kelompok radikal itu di akun Facebook miliknya.

Peristiwa yang terjadi di Perancis pun seperti menyadarkan pemerintah di berbagai dunia akan bahaya "lone wolf". Istilah "lone wolf" merujuk pada serangan yang dilakukan individu dari para pengikut ISIS yang baru pulang setelah menjalani misi ISIS di luar negeri atau pengikut ISIS yang menyerukan kekerasan di negara yang terlibat dalam pasukan koalisi yang ditempatkan di Irak dan Suriah.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com