Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pelaku Penyanderaan di Sydney, Iran Klaim Sudah Peringatkan Australia

Kompas.com - 17/12/2014, 16:45 WIB
TEHERAN, KOMPAS.com — Pemerintah Iran mengatakan sudah berulang kali memperingatkan Australia terkait catatan kriminal Man Haron Monis dan pria ini harus terus diawasi. Demikian seorang pejabat tinggi Iran mengatakan, Rabu (17/12/2014).

Man Haron Monis, pria kelahiran Iran, tewas dengan dua orang sanderanya di Kafe Lindt, Sydney. Pada 1996, pria ini tengah diperiksa dalam kasus penipuan saat kabur ke Australia.

Meski telah diperingatkan, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Urusan Asia dan Oseania, Ebrahim Rahimpour, mengatakan, Pemerintah Australia terkesan mengabaikan peringatan tersebut.

"Meski sejumlah peringatan telah disampaikan kepada Pemerintah Australia terkait catatan kriminal pria itu, tampaknya peringatan itu diabaikan begitu saja," kata Rahimpour.

"Kami sudah memberikan informasi dan meminta agar Australia mengawasi orang ini, tetapi sayangnya mereka mengabaikan peringatan kami," tambah Rahimpour.

"Untuk masalah keamanan dan langkah pengamanan standar, Pemerintah Australia melakukannya dengan sangat buruk," lanjut Rahimpour.

Sementara itu, PM Australia Tony Abbot memerintahkan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui bagaimana Monis (50) yang terjerat berbagai masalah hukum tidak diawasi dan bisa mendapatkan status warga negara Australia.

Kepala kepolisian Iran Esmail Ahmadi Moghaddam mengatakan, Monis dikenal juga dengan nama Manteghi. Dia diketahui sebagai pengelola sebuah agen perjalanan saat kabur pada 1996 meninggalkan seorang istri dan dua anak.

Dia awalnya pergi ke Malaysia lalu ke Australia dengan status pengungsi sebelum mendapatkan status warga negara Australia. Pada tahun 2000, Teheran mengajukan ekstradisi atas diri Monis, tetapi gagal.

"Kami siap bekerja sama dengan kepolisian Australia dan jika mereka mengirimkan DNA pria itu maka kami bisa bandingkan dengan keluarganya untuk memastikan jati dirinya," ujar Moghaddam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com