Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau ke Jeddah, 240 WNI "Tertahan" di Bangkok

Kompas.com - 16/12/2014, 12:38 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com - Sebanyak 240 jemaah umrah asal Indonesia, tertahan di Bangkok, Thailand, sejak Kamis (11/12/2014). Pesawat yang mereka tumpangi tak mendapatkan izin untuk terbang kembali menuju Jeddah, Arab Saudi.

"Maskapai ini sudah melayani penerbangan umrah sejak 2012, dan baru tahun ini dipersulit oleh otoritas penerbangan negara mereka," kata Dirut Sanabil Tour, Ifan Ustam, saat dihubungi Kompas.com lewat telepon, Senin (15/12/2014). Penerbangan yang dia maksud adalah Business Air, perusahaan asal Thailand.

Menurut Ifan, regulasi penerbangan mengharuskan setiap maskapai untuk "mampir" ke negara asalnya untuk rute penerbangan antar-negara. "Kami dari Bandung 110 orang, Cirebon 85 orang, dan Surabaya 45 orang, mendarat di Bangkok pada Kamis pukul 07.00 waktu setempat untuk transit," papar dia.

Selama di Bangkok, para jemaah diinapkan di Hotel Miracle dan Hotel Grand Income. Hingga Senin petang, dua jemaah mendapat perawatan di rumah sakit, tetapi selebihnya sehat. "Secara fisik sehat, tetapi secara psikologi mereka tertekan. Apalagi pasti ada yang memanas-manasi bahwa persoalan ini disengaja dengan motif menghabiskan uang jemaah."

Menurut Ifan, para jemaah rata-rata sudah cukup berumur. Banyak di antara mereka, kata dia, berusia di atas 50 tahun, bahkan ada yang sudah berumur lebih dari 80 tahun. "Dibawa city tour pun seperti bengong, karena niat mereka memang jemaah bukan wisata ke sini."

Ifan mengaku telah menghubungi Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok. Namun, kata dia, tanggapan yang datang tak sesuai harapan. "Dengan banyak alasan, menengok yang di rumah sakit, dan sebagainya. Menurut dia tugasnya hanya mengawasi dan memastikan hak jemaah dipenuhi," kata dia.

Namun, kata Ifan, tak ada pendampingan dari kedutaan untuk para jemaah yang tertahan di hotel. "Jangankan datangi jemaah di hotel, dampingi bicara ke manajemen Business Air saja tidak," ujar dia sembari mengatakan sudah tak bisa lagi menghubungi staf kedutaan yang sebelumnya dia hubungi.

Upaya mendapatkan pesawat carter dari Indonesia, kata Ifan, juga tak mendapatkan hasil karena semua pesawat sudah full booked memasuki puncak liburan Natal dan Tahun Baru.

"Kami berharap pemerintah Indonesia meminta pemerintah Thailand turun tangan," harap Ifan. Terlebih lagi dia mengaku mendapat informasi bahwa masalah ini dipicu persaingan di antara sesama maskapai penerbangan Thailand.

Saat terakhir kali dihubungi Kompas.com, Ifan mengatakan sedang menunggu hasil negosiasi dengan manajemen Business Air. Namun, setelah waktu negosiasi yang dia sebutkan, Kompas.com belum dapat menghubunginya kembali sampai sekarang. Belum ada pernyataan pula dari Kementerian Luar Negeri maupun Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com