Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Australia Serbu Kafe Lokasi Penyanderaan

Kompas.com - 15/12/2014, 22:36 WIB
SYDNEY, KOMPAS.com — Setelah berlangsung hampir 15 jam, kepolisian Australia akhirnya menyerbu Kafe Lindt, Sydney, yang menjadi lokasi penyanderaan, Senin (15/12/2014) malam. Menurut stasiun televisi CNN, sedikitnya dua orang tertembak.

Siaran langsung stasiun televisi CNN menampilkan pasukan khusus kepolisian melepaskan tembakan ke dalam kafe, sementara para sandera berhamburan keluar yang langsung diamankan petugas. Terdengar suara rentetan senjata dan ledakan dalam penyerbuan itu.

Sejauh ini belum diketahui akhir drama penyanderaan itu serta nasib pelaku penyanderaan dan apakah semua sandera berhasil diselamatkan. Penyanderaan terjadi sejak Senin pagi dan aparat kepolisian telah menutup kawasan di sekitar lokasi penyanderaan.

Sebelumnya, sumber di kepolisian Australia mengatakan, penyandera adalah seorang pengungsi asal Iran yang kerap mengirimkan surat bernada penuh kebencian kepada para janda tentara Australia yang tewas di luar negeri.

Sumber itu juga mengatakan, pria Iran bernama Harun Munis itu tengah menghadapi sejumlah dakwaan terkait pelecehan seksual. Munis, yang juga dikenal dengan nama Sheikh Harun, tahun lalu didakwa terlibat pembunuhan mantan istrinya yang tewas ditikam dan dibakar di sebuah apartemen di Sydney.

Pada 2012, pengadilan memutuskan Munis bersalah karena mengirimkan surat berisi ancaman dan penghinaan kepada delapan janda tentara Australia yang tewas di Afganistan. Sejumlah media Australia mengabarkan, aksi pengiriman surat itu adalah bentuk protes Munis terhadap keterlibatan Australia dalam perang di Afganistan.

Awal tahun ini, Munis yang menyebut dirinya sebagai seorang "penyembuh spiritual" didakwa melakukan serangan seksual terhadap seorang perempuan Sydney pada 2002. Dia dijerat tuduhan serupa pada Oktober lalu.

Dalam situs pribadinya terdapat foto-foto jasad anak-anak yang menurut pria ini dibunuh tentara Australia dan AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com