Dalam pernyataan resminya, pasukan Peshmerga menambahkan, sebanyak 3.564 personelnya terluka dalam konflik yang sudah berlangsung selama enam bulan terakhir itu.
"Korban tewas dan luka termasuk para perwira, bintara, anggota Asayish (intelijen), kepolisian, dan veteran Peshmerga," lanjut pernyataan itu.
Kementerian Peshmerga mengatakan, data korban itu mencakup masa enam bulan terakhir sejak 10 Juni, saat ISIS yang sudah menguasai sebagian wilayah Suriah melancarkan serangan kilat di Irak.
Saat ISIS melancarkan serangan kilatnya di Irak pada 9 Juni, pasukan federal Irak binasa, para komandan dan pasukan infantri kerap meninggalkan garis depan tanpa bertarung.
Saat itulah pasukan Peshmerga Kurdi mengisi kekosongan dengan menduduki kawasan sengketa yang sudah lama mereka klaim dari pemerintah federal Irak. Situasi ini secara de facto memperluas wilayah Kurdi hingga 40 persen.
Namun, pasukan Kurdi terpaksa mundur dari beberapa wilayah yang baru mereka kuasai ketika ISIS, yang menjadikan kota Mosul sebagai ibu kota mereka, melancarakan serangan kilat kedua pada Agustus.
Serangan kedua itu membawa pasukan ISIS semakin mendekati ibu kota Kurdi, Arbil. Situasi inilah yang membuat Presiden AS Barack Obama memerintahkan serangan udara terhadap ISIS empat bulan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.