Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istilah "Budak Seks" Dianggap Salah oleh Koran Jepang

Kompas.com - 29/11/2014, 09:25 WIB
TOKYO, KOMPAS.COM — Surat kabar terbesar Jepang meminta maaf karena menggunakan istilah "budak seks" untuk perempuan asing yang bekerja di rumah-rumah bordil untuk tentara Jepang pada Perang Dunia (PD) II yang dinilai bukan istilah tepat.

Yomiuri Shimbun menyatakan, istilah "budak seks" tidak tepat karena berarti para perempuan dipaksa untuk melayani kebutuhan seks tentara Jepang.

Koran yang beraliran konservatif tersebut mengidentifikasi 97 artikel, dan 85 di antaranya yang mereka terbitkan, sepanjang tahun 1992-2013 menggunakan frasa "budak seks" atau istilah yang serupa.

Dalam pernyataan yang disebut Kono 1993, Pemerintah Jepang menyatakan, banyak perempuan yang dipaksa, tetapi sejumlah pihak meminta agar pernyataan itu dikaji kembali.

Melalu pernyataan maafnya, Yomiuri juga menjelaskan bahwa warga yang bukan Jepang menghadapi kesulitan untuk memahami istilah "perempuan penghibur" yang digunakan di Jepang untuk menggambarkan perempuan-perempuan asing yang melayani tentara Jepang.

Perdana Menteri Shinzo Abe dan beberapa anggota parlemen dan para pegiat berkampanye untuk tidak menggunakan istilah "budak seks" dengan alasan para perempuan itu tidak dipaksa.

Mulai berkuasa Desember 2012 lalu, PM Abe sempat berharap untuk mengkaji lagi pernyataan Kono 1993 itu, tetapi belakangan menegaskan tidak akan melakukannya karena mendapat protes dari Korea Selatan dan sejumlah pihak.

Bulan Mei 2013 lalu, Wali Kota Osaka, Toru Hashimoto, mengatakan, perempuan penghibur atau jugun ianfu memberi kesempatan istirahat bagi para tentara Jepang yang hidupnya berada dalam risiko.

Masalah "wanita penghibur" tentara Jepang pada masa PD II merupakan masalah yang peka di kalangan negara Asia Timur dan Asia Tenggara, yang berpendapat banyak perempuan dari negara mereka dipaksa untuk melayani kebutuhan seks tentara Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com