Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Ribu Hewan Dipotong secara Massal dalam Upacara Keagamaan di Nepal

Kompas.com - 29/11/2014, 05:45 WIB

NEPAL, KOMPAS.com — Lebih dari 250.000 hewan dibariskan untuk dilakukan pemotongan saat Nepal akan menggelar festival keagamaan. Kerbau, burung, dan kambing dikorbankan untuk menyenangkan dewi-dewi Hindu.

Jutaan pemeluk Hindu berduyun-duyun mendatangi lokasi upacara yang digelar tiap lima tahun sekali di Kuil Gadhimai, Dewi Kekuatan, di Bariyarpur, Nepal, yang berbatasan dengan India.

Pada festival sebelumnya, lebih dari 250.000 burung dipotong, menurut organisasi hak-hak hewan, PETA, yang meminta untuk menghentikan ritual tersebut.

Festival tersebut diakhiri dengan ritual memenggal 5.000 kerbau di sebuah lapangan dekat kuil tersebut. Ritual itu selesai dilakukan selama dua hari.

Aktivis dari PETA terus-menerus mengampanyekan untuk menghentikan pembantaian massal tersebut. Meski begitu, panitia ritual justru menyebut festival tahun ini menjadi yang terbesar.

Sebanyak 2,5 juta pengunjung menonton festival tersebut, menurut pejabat setempat, Yogendra Prasad Dulal. Ia juga mengatakan, mustahil menghitung jumlah keseluruhan hewan yang dikorbankan selama ini.

"Ini adalah hari yang besar," kata Mangal Chaudary, kepala pendeta dari Kuil Gadhimai. "Pengorbanan dari kerbau-kerbau sudah selesai, tetapi akan kami lanjutkan dengan pemotongan kambing dan hewan lainnya untuk satu hari ke depan," lanjutnya.

Pada hari pertama festival, pemuja memotong lebih dari 6.000 kerbau di sebuah lapangan bersama dengan sedikitnya 100.000 kambing dan hewan lainnya. Demikian kata Chaudary.

Festival itu berlangsung hingga Sabtu ini. Setidaknya, 100.000 hewan sudah dikorbankan untuk Dewi Gadhimai.

Nepal merupakan negara dengan penduduk mayoritas Hindu. Setidaknya, lebih dari 80 persen atau 27 juta penduduknya adalah pemeluk agama Hindu. Namun, berbeda dengan India, mereka masih mengorbankan hewan untuk memuaskan dewa selama festival dilakukan.

Untuk menjaga festival itu, pemerintah menurunkan ribuan aparat kepolisian untuk memastikan tidak ada bentrokan antara aktivis dengan penganut. "Ini adalah ritual yang berkaitan dengan keyakinan orang," kata Yogendra Dulal, seorang pejabat di Distrik Bara, tempat kuil itu berada. Yogendra menilai tidak bisa menghentikan ritual tersebut.

Para pemuja percaya pengorbanan hewan itu akan mendatangkan keberuntungan dan kesejahteraan setelah Dewi Gadhimai terpuaskan.

Ritual itu dimulai pada pagi hari dengan upacara Pancha Bali atau pengorbanan lima hewan, terdiri dari tikus, kambing, ayam jantan, babi, dan burung dara.

Meskipun sapi dianggap suci, ribuan hewan yang dipotong, di gambar, adalah kerbau. Sebanyak 6.000 kerbau digiring di sebuah lapangan terbuka, kemudian dipenggal kepalanya, mulai dari atas, menggunakan pedang khas. Ribuan kambing dan ayam juga sebelumnya dikorbankan.

Adapun bagian kepala dari hewan yang dikorbankan akan dikubur dalam liang kubur yang besar, sedangkan bagian kulit akan dijual ke pedagang.

"Sangat tidak layak membunuh binatang dengan mengatasnamakan agama," kaat Uttam Kafle, anggota perlindungan hak hewan kepada Reuters.

"Kami mencoba meyakinkan masyarakat bahwa mereka bisa saja melakukan pemujaan dengan cara yang damai, tanpa perlu melakukan kekejaman terhadap hewan," lanjut Uttam.

Pengadilan Tinggi India belakangan ini sudah meminta pemerintah untuk menghentikan pengiriman hewan ke Nepal yang digunakan untuk upacara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com