Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bulgaria Gerebek Masjid, Tahan Ulama Radikal

Kompas.com - 25/11/2014, 20:37 WIB
SOFIA, KOMPAS.com - Aparat keamanan Bulgaria, Selasa (26/11/2014), menggerebek sebuah masjid di wilayah selatan negeri itu sebagai bagian dari investigasi terhadap seorang pemimpin Muslim setempat yang diduga terlibat terorisme dan menganjurkan perang.

Tayangan televisi menampilkan polisi menahan Ahmed Mussa Ahmed, seorang ulama dari kota Pazardzhik, yang telah berulang kali dikecam karena menyebarkan ideologi radikal. Radio pemerintah BNR mengabarkan, selain Ahmed Mussa, polisi juga mengamankan setidaknya empat orang anggota komunitas pimpinan Ahmed.

Jaksa agung Bulgaria mengatakan telah menggelar operasi gabungan dengan kementerian dalam negeri dan badan keamanan nasional sebagai bagian investigasi pra-peradilan terkait terorisme dan penganjuran perang.

Kejaksaan tidak berkomentar terkait kemungkinan penangkapan pra tersangka, namun mengatakan, 40 alamat di kota-kota wilayah selatan Bulgaria seperti Pazardzhik, Plovdiv, Smolyan, Asenovgrad Haskovo sudah diperiksa.

Ahmed Mussa Ahmed dijatuhi hukuman penjara satu tahun dalam pengadilan yang digelar Maret lalu karena dituduh mempromosikan ideologi radikal di sejumlah masjid, konferensi, dan kafe antara Maret 2008 hingga Oktober 2010.

Ahmed juga mendapatkan hukuman penjara tiga tahun karena melanggar pembebasan bersyaratnya terkait hukuman sebelumnya setelah terbukti menyebarkan ajaran Islam radikal. Selama ini Ahmed belum ditahan karena masih mengajukan banding.

Sejumlah laporan media menyebutkan, investigasi itu didasari sejumlah foto dan video yang diunggah ke Facebook yang menampilkan anggota komunitas Muslim setempat mengenakan kaus dan topi yang mendukung ISIS.

Sebagai negeri dengan mayoritas penduduknya menganut ajaran Kristen Ortodoks, Bulgaria juga memiliki komunitas Muslim yang cukup signifikan, terutama warga yang berasal dari etnis Turki, Muslim Roma dan Pomaks, yang memeluk Islam saat wilayah tersebut berada di bawah kendali kekaisaran Ottoman Turki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com