Kegagalan kesepakatan nuklir itu terjadi setelah Iran ditekan secara diplomatik oleh negara-negara kekuatan dunia seperti AS, Rusia, China, Inggris, Perancis dan Jerman. Pertemuan para menlu negara-negara itu berlangsung di Ibukota Austria, Wina selama lima hari.
Menlu AS John Kerry dan Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut sudah ada kemajuan dalam pembicaraan tersebut. "Arah pembicaraan ini akan menuju kesepakatan akhir," kata Rouhani. "Sebagian besar kesenjangan dalam pembicaraan sudah dihapus," lanjut Rouhani.
Dalam pembicaraan yang diperpanjang tersebut, Iran dan lima negara yang masuk dalam Dewan Keamanan PBB tersebut akan menekankan garis kesepakatan pada Maret hingga akhirnya kesepakatan dilakukan secara teknis pada 1 Juli.
"Pembicaraan ini tidak akan menjadi langsung mudah begitu saja meski sudah ada kesepakatan memperpanjang waktu," kata Kerry.
Diakui Kerry, pemerintah Iran sangat tangguh dalam memertahankan program nuklir mereka. "Mereka selama ini memang tangguh."
Meski begitu, Kerry memastikan di Wina telah menghasilkan kesepakatan nyata dan substantsial dalam program nuklir Iran. "Karena itu pula kami akhirnya memutuskan memerpanjang pembicaraan untuk mencapai kesepakatan," lanjut Kerry.
Adapun kesepakatan yang dimaksud Kerry adalah persoalan kebuntuan terhadap program nuklir Iran yang dinilai akan mengembangkan senjata nuklir dengan kedok untuk kebutuhan sipil. Iran pun membantah tudingan itu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.