Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Myanmar Tuduh Media Palsukan Berita Terkait Rohingya

Kompas.com - 21/11/2014, 21:39 WIB
NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Presiden Myanmar Thein Sein, Jumat (21/11/2014), membantah etnis minoritas Rohingya meninggalkan negara bagian Rakhine karena mendapat perlakuan buruk.

Kepada VOA, Presiden Thein Sein mengatakan media kerap memalsukan berita soal kondisi etnis minoritas Rohingya dan kekhawatiran dunia internasional dianggap terlalu berlebihan.

"Itu hanyalah kisah buatan media yang mengatakan para manusia perahu meninggalkan Myanmar karena mengalami penyiksaan," ujar Thein Sein.

Presiden Sein menambahkan banyak orang justru ingin tinggal di Myanmar karena negeri itu cukup luas sehingga menyediakan cukup ruang untuk tinggal dan bekerja.

"Beberapa orang menulis hal-hal negatif dengan niat jahat. Organisasi internasional juga membantu mereka (media)," tambah presiden.

Pernyataan Thein Sein, mantan jenderal yang meninggalkan kemiliteran untuk memimpin pemerintahan reformis, mencerminkan sikap pemerintah terkait 1,1 juta warga Rohingya.

Dalam beberapa pekan terakhir, ribuan warga etnis Rohingya berlayar melintasi Teluk Bengala menuju pesisir barat Thailand. Di sana mereka kemudian dibawa para penyelundup manusia ke Malaysia.

Pemerintah Thailand menyalahkan Myanmar terkait eksodus ribuan orang warga Rohingya itu. Thailand menyebut etnis Rohingya kabur karena disiksa dan kerap menjadi korban kekerasan.

"Masalahnya dimulai di Myanmar. Alasan mereka pergi karena Myanmar tak menginginkan mereka. Mereka terpaksa pergi karena kerap disiksa dan menghindari kekerasan di kampung halaman mereka," kata kepala kepolisian distrik Kapoe, Thailand, Sanya Prakobphol.

Pekan lalu, Presiden AS Barack Obama dalam kunjungannya ke Myanmar mendesak pemerintah negeri itu untuk menjamin kesamaan hak bagi etnis Rohingya.

Berdasarkan data Arakan Project, yang merancang migrasi melintasi Teluk Bengala, sebanyak 100.000 warga Rohingya meninggalka Myanmar sejak 2012.

Bentrokan antara etnis Rakhine yang beragama Buddha dan warga muslim Rohingya saat itu menewaskan ratusan orang dan mengakibatkan 140.000 kehilangan tempat tinggal mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com