Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Umat Katolik di Amerika Latin Menipis

Kompas.com - 13/11/2014, 15:05 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.COM - Walau Paus Fransiskus yang kelahiran Argentina populer di Amerika Latin, jumlah orang dewasa di kawasan itu yang menyebut diri mereka Katolik merosot, kata sebuah penelitian yang diterbitkan hari Kamis (13/11/2014).

Dalam sebuah studi di 18 negara di Amerika Latin dan Karibia serta wilayah AS Puerto Rico, Pew Research Center mengatakan Gereja Katolik Roma kehilangan penganut karena beralih ke Protestan atau sama sekali meninggalkan agama.

Studi tersebut mengatakan, data historis menunjukkan, dari tahun 1900 sampai tahun 1960-an setidaknya 90 persen penduduk Amerika Latin bergama Katolik. Namun dewasa ini, hanya 69 persen orang dewasa yang disurvei yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Katolik, kata studi tersebut.

Amerika Latin memiliki lebih dari 425 juta umat Katolik. Jumlah itu hampir mencapai 40 persen dari populasi umat Katolik di dunia, kata lembaga itu. Namun jumlah orang yang beralih ke agama lain, terutama ke gereja-gereja Protestan, terus meningkat.

Berdasarkan laporan tersebut, 84 persen orang dewasa Amerika Latin saat ini mengatakan bahwa mereka dibesarkan secara Katolik. Jumlah itu 15 persen lebih banyak dari mereka yang masih menyebut dirinya sebagai orang Katolik.

Pada saat yang sama, keanggotaan gereja-gereja Protestan dan orang-orang yang mengatakan bahwa dirinya tidak berafiliasi dengan gereja manapun meningkat. Sembilan persen orang Amerika Latin mengatakan bahwa mereka dibesarkan sebagai Protestan, tetapi sekarang hampir satu dari lima orang menyebut diri mereka Protestan.

"Di hampir setiap negara yang disurvei, Gereja Katolik mengalami jumlah umat yang berkurang karena orang berpindah agama, saat banyak orang Amerika Latin bergabung dengan gereja-gereja Protestan evangelis atau sama sekali tidak mau terikat dengan agama," kata studi tersebut.

Terkait mengapa umat Katolik meninggalkan gereja, Pew mengatakan bahwa dari delapan jawaban yang tersedia dalam jajak pendapat itu, yang paling sering dipilih adalah bahwa orang-orang "sedang mencari koneksi yang lebih pribadi dengan Tuhan."

Studi tersebut mengatakan, secara umum orang Amerika Latin menyukai mantan Kardinal Argentina Jorge Mario Bergoglio, seorang Jesuit yang terpilih menjadi paus pada Maret 2013 dan memakai nama Fransiskus. Di negara asalnya, 91 persen dari mereka yang disurvei punya pandangan positif terhadap Paus. Namun dukungan itu tidak merata di seluruh kawasan itu.

"Di antara para mantan orang Katolik, relatif sedikit yang memberikan nilai positif buat Paus. Kebanyakan mengatakan, terlalu dini untuk menilai dia," kata studi tersebut. "Demikian pula, walau mayoritas umat Katolik di sebagian besar negara itu menggambarkan pemilihan Fransiskus mencermikan perubahan besar bagi Gereja Katolik, pandangan ini hanya diamini oleh sejumlah kecil para mantan orang Katolik itu," tambah studi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com