Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Protes Hongkong Akan Serahkan Diri kepada Polisi

Kompas.com - 13/11/2014, 11:53 WIB
HONGKONG, KOMPAS.com — Tiga pendiri gerakan Occupy Central di Hongkong berencana menyerahkan diri kepada polisi segera sebagai tindakan penghormatan kepada hukum.

Namun, Benny Tai, Chan Kin-man, dan Chu Yiu-ming mengatakan, mereka tidak ingin menggambarkan aksi itu sebagai sikap menyerah kalah dan akhir dari protes-protes jalanan yang telah berlangsung lebih dari sebulan.

Harian South China Morning Post melaporkan bahwa ketiganya berencana menyerahkan diri akhir minggu ini.

Laporan-laporan mengutip Tai yang mengatakan bahwa ia khawatir gerakan itu melemah, tetapi ia menyalahkan otoritas karena tidak memenuhi tuntutan-tuntutan utama para demonstran.

Mereka telah menyerukan pemilihan umum demokratis secara penuh untuk memilih kepala eksekutif wilayah China semi-otonom tersebut pada 2017. Pemerintah China memutuskan pada Agustus bahwa semua kandidat harus disetujui oleh komite yang beranggotakan para loyalis pro-Beijing.

Joseph Cheung, penggagas Aliansi untuk Demokrasi Nyata atau koalisi yang berjuang untuk hak pilih universal di Hongkong, mengukuhkan rencana ketiga pemimpin tersebut.

"Rencana mereka, pertama adalah mendeklarasikan bahwa fase gerakan ini akan berakhir," ujar Cheung.

"Mereka merasakan tekanan publik, dan seharusnya ada rencana untuk berhenti. Kedua, tentu saja, untuk menunjukkan rasa hormat terhadap hukum dan kemauan untuk mengambil tanggung jawab atas gerakan ini."

Federasi Mahasiswa Hongkong dan kelompok-kelompok demokrat lainnya mengatakan, mereka ragu dengan rencana itu tetapi mereka bersedia ditahan karena melakukan pembangkangan sipil jika polisi mencoba membersihkan daerah-daerah tempat demonstrasi.

Alex Chow, sekretaris jenderal federasi tersebut, mengatakan, jika pemerintah tidak akan membersihkan lokasi-lokasi protes, federasi itu akan menunggu sampai tahun depan untuk menyerah setelah dewan legislatif Hongkong memveto paket reformasi pemilu yang kontroversial.

Awal minggu ini, seorang pejabat senior pemerintah memperingatkan para demonstran mereka menghadapi ancaman tahanan jika tidak pergi dari jalanan. Namun, upaya-upaya polisi sebelumnya untuk membubarkan demonstrasi telah gagal, membuat protes terus meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com