Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Calon Serdadu Bocah ISIS

Kompas.com - 07/11/2014, 08:32 WIB
KOMPAS.COM - Di ruang tengah yang sempit sebuah rumah di Turki selatan, seorang bocah 13 tahun berlatih dalam persiapan bergabung dengan kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS.

Saat ia menyambut wartawan BBC Mark Lowen, ia tampak seperti anak-anak pada umumnya, bocah yang tampak ceria: rambutnya kusut, senyumnya berseri-seri, ia mengenakan sweater abu-abu bertutup kepala.

Tetapi kemudian ia berjalan ke ruangan lain, untuk ganti baju, dan ketika kembali sudah mengenakan balaklava hitam dan baju atasan ala militer.

Dia ingin dipanggil sebagai "Abu Hattab".

Lahir di Suriah, ia mengalami radikalisasi tahun lalu, dan bergabung dengan kelompok jihad Syam al-Islam.

Dia dididik hal ihwal syariah dan belajar menggunakan senjata, dan dengan bangga menunjukkan gambar ia membidik dengan senapan mesin.

Sekarang ia menghabiskan hari-harinya dengan selalu terhubung secara online, menonton video jihad dan chatting di Facebook dengan para petarung ISIS.

'Memenggal kepala mereka'

Dalam beberapa pekan, katanya, dia akan pergi ke kubu ISIS di Raqqa di Suriah untuk menjadi seorang prajurit jihad belia.

"Saya suka ISIS karena mereka menegakkan syariah dan membunuhi orang-orang kafir, non-Sunni dan mereka yang murtad," katanya.

"Orang-orang dibunuh oleh ISIS adalah agen Amerika. Kami harus memenggal kepala mereka sebagaimana yang dikatakan Allah dalam Alquran."

Kepadanya ditanyakan apakah ia mengungkapkan usianya pada lawan bicaranya, petarung ISIS, dalam percakapan online.

"Awalnya sih tidak," katanya.

"Tapi baru-baru ini saya katakan, dan justru sekarang mereka malah lebih sering lagi menghubungi saya, mengirimi foto-foto dan berita."

Tetapi mengapa tidak menikmati saja masa kecilnya yang indah?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com