Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didampingi Keluarga, Perempuan Pengidap Tumor Otak Akhiri Hidupnya

Kompas.com - 03/11/2014, 23:19 WIB
PORTLAND, KOMPAS.com — Seorang perempuan AS yang menderita kanker otak Britanny Maynard (29) telah mengakhiri hidupnya di kediamannya di Portland, Oregon, didampingi seluruh keluarga yang dicintainya, Sabtu (2/11/2014) waktu setempat.

Pekan lalu, Britanny yang baru saja menikah mengunjungi Grand Canyon, yang menjadi hal terakhir dalam daftar keinginannya setelah pada April lalu dokter mengatakan bahwa perempuan itu hanya memiliki waktu enam bulan untuk hidup.

Britanny didiagnosis menderita tumor otak yang sangat ganas dan menjadi buah bibir setelah mengumumkan dia akan mengakhiri hidupnya di bawah Undang-Undang Meninggal dengan Kehormatan di Oregon sebelum didahului tumor.

"Selamat tinggal untuk semua teman dan keluarga yang saya cintai. Hari ini (Sabtu) adalah hari yang saya pilih untuk meninggalkan dunia ini dengan penuh kebanggaan di hadapan penyakit saya yang mematikan," demikian Britanny lewat akun Facebook-nya.

"Dunia adalah tempat yang indah, perjalanan adalah guru terhebat saya, teman-teman dekat dan keluarga adalah hadiah terbesar saya. Saya bahkan dikelilingi mereka yang mendukung di sekitar ranjang saya. Selamat tinggal dunia. Sebarkan energi baik," tambah Britanny.

The Compassion & Choices, sebuah organisasi yang mendukung Britanny untuk mengakhiri hidupnya, merilis sebuah pernyataan yang mengonfirmasi kematian perempuan berusia 29 tahun itu.

"Britanny Lauren Maynard lahir pada 1984 dan memenuhi hidupnya yang singkat tetapi penuh makna dengan kebaikan, cinta, pendidikan, perjalanan, dan humor," demikian isi pernyataan tersebut.

Pernyataan itu kemudian menyebut deretan keluarga yang mendukung keputusan Britanny untuk mengakhiri hidupnya. Mereka yang disebut dalam pernyataan itu termasuk sang suami Daniel Diaz, ibundanya Deborah Ziegler, dan sang ayah tiri Gary Holmes.

Britanny sebelumnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya pada 1 November 2014. Namun, kemudian mengubah pikirannya setelah merasa masih cukup sehat untuk melanjutkan hidup.

Kesehatannya terus menurun dalam beberapa pekan terakhir, termasuk gejala mirip stroke yang dirasakannya. Bahkan Britanny sempat tak bisa bicara akibat seluruh tubuhnya kehilangan kekuatan.

Setelah didiagnosis menderita tumor otak ganas, Britanny dan suaminya memutuskan untuk pindah ke Oregon dari San Francisco, California.

Mereka memilih Oregon karena tempat itu adalah satu dari lima negara bagian AS yang mengizinkan dokter membantu pasien yang menderita penyakit parah untuk mengakhiri hidupnya.

Di bawah undang-undang itu, orang yang boleh mengakhiri hidupnya harusnya orang dewasa, tinggal di Oregon, dan didiagnosis menderita penyakit mematikan yang akan berujung kematian dalam jangka waktu enam bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com