Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Opium di Afganistan Meningkat Tahun 2013

Kompas.com - 23/10/2014, 16:14 WIB
KABUL, KOMPAS.COM - Produksi opium di Afganistan justru menembus rekor tertinggi pada tahun 2013. Ini terjadi ketika Amerika Serikat telah menghabiskan dana lebih dari 7,6 miliar dollar AS (Rp 91,4 triliun) untuk memerangi ladang opium di Afganistan yang memasok 80 persen opium dunia.

Sebuah laporan yang dirilis US Watchdog hari Selasa (21/10/2014) memperingatkan bahwa perdagangan narkotika mengotori sektor keuangan Afganistan. Perdagangan narkoba juga melemahkan legitimasi negara dengan memicu munculnya korupsi serta memberi jalan bagi geng penyelundup narkoba.

Auditor federal, SIGAR, melaporkan, luas ladang opium di Afganistan berkembang menjadi 209.000 hektar pada 2013. Padahal, luas ladang opium pada 2007 baru 193.000 hektar. Pada 30 Juni 2014, laporan itu menyatakan, AS telah mengeluarkan dana 7,6 miliar dollar AS guna memerangi narkotika di Afganistan.

Satu faktor yang menyebabkan makin luasnya ladang opium adalah karena terjangkau teknologi, yang lebih dari satu dekade lalu 200.000 hektar gurun di barat daya Afganistan diubah menjadi ladang opium.

Provinsi Nangarhar di timur Afganistan dan provinsi lainnya telah dinyatakan bebas opium. Terlihat di wilayah tersebut, mereka membudidayakan tanaman lain.

Provinsi Nangarhar menjadi contoh wilayah yang berhasil membebaskan diri dari menjadi ladang opium dan kontra narkotika. Provinsi ini juga dinyatakan bebas opium oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2008.

Namun, budidaya opium justru meningkat empat kali lipat pada 2012-2013. Seorang pejabat Pemerintah Afganistan mengatakan, Taliban dan penyelundup opium berupaya mendapatkan pemasukan dari opium di wilayah lain di Afganistan. Ladang opium umumnya berada di selatan dan barat daya, yang areanya dikuasai oleh pemberontak dan pengaruh pemerintah sangat minim di sana.

”Pertempuran terbaru yang terjadi di Helmand dan provinsi lain di Afganistan pada kenyataannya adalah untuk memerangi opium,” kata Menteri Kontra Narkotika Afganistan Mubarez Rashedi di hadapan parlemen.

”Penyelundup opium terbesar bergandengan tangan dengan Taliban bertempur melawan pemerintah,” ujar Rashedi. (AP/AFP/LOK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com