Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penembakan di Gedung Parlemen Kanada Pernah Terlibat Narkoba

Kompas.com - 23/10/2014, 06:02 WIB
Fathur Rochman

Penulis

Sumber Reuters


TORONTO, KOMPAS.com - Pihak Kepolisian Kanada saat ini sedang menyelidiki seorang pria bernama Michael Zehaf-Bibeau yang diduga sebagi tersangka aksi penembakan di tugu Peringatan Perang Nasional dan di Gedung Parlemen Kanada, pada Rabu (22/10/2014) waktu setempat. Hal tersebut disampaikan oleh sebuah sumber yang dekat dengan masalah ini, seperti yang dilansir Reuters.

Polisi mengatakan, tersangka sudah ditembak mati, oleh karena itu polisi belum bisa mengkonfirmasi apakah dia adalah Zehaf Bibeau. Beberapa sumber pemerintah Amerika Serikat mengatakan penembak tersebut lahir dengan nama Michael Joseph Balai, tetapi mengubah namanya menjadi Zehaf-Bibeau.

Dua pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa badan-badan terkait di Amerika Serikat telah menyarankan bahwa penembak adalah seseorang yang berasal dari Kanada. Salah seorang pejabat mengatakan bahwa orang tersebut berasal dari Quebec.

Penduduk di Ibukota Kanada tersentak oleh penembakan fatal seorang tentara dan serangan terhadap Gedung Parlemen pada Rabu waktu setempat, dengan penembakan dilakukan di luar ruangan, dimana Perdana Menteri Stephen Harper sedang berada.

Penembakan ini adalah serangan kedua terhadap tentara Kanada dalam seminggu. Pada hari Senin waktu setempat, Martin Couture-Rouleau (25), menabrakkan mobilnya ke dua tentara di kota Quebec. Pelaku akhirnya ditembak mati oleh polisi, sementara seorang polisi yang ditabrak akhirnya meninggal.

Hingga saat ini belum ada kelompok Islam maupun kelompok lainnya, yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut. Zehaf-Bibeau sendiri memiliki beberapa catatan dari pihak kepolisian Kanada di Provinsi Quebec.

Berdasarkan catatan pengadilan, pada 2004, setidaknya ada tiga kasus yang melibatkan Zehaf Bibeau. Pria yang lahir pada 1982 tersebut pernah mengaku bersalah atas dua pelanggaran narkoba, dan satu tuduhan untuk pelanggaran tidak mematuhi perintah hakim.

OBAMA TAWARKAN BANTUAN

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Barrack Obama menyebut penembakan di Ottawa sebagai peristiwa tragis dan menegaskan perlunya kewaspadaan terhadap tindak kekerasan dan terorisme. Obama mengaku tidak memiliki informasi tentang motif dibalik penembakan tersebut.

Namun dia berjanji akan melakukan kerjasama dengan Kanada untuk mengungkap kasus ini.

"Saya pikir ini sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa ketika kasus yang berhubungan dengan kegiatan teroris muncul, maka Kanada dan Amerika Serikat sepenuhnya akan melakukan sinkronisasi," ujar Obama di Gedung Putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com