Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewinsky Memerangi Perundungan Siber

Kompas.com - 22/10/2014, 14:50 WIB
BUKAN tanpa sebab atau alasan jika Monica Lewinsky (41), perempuan yang bikin heboh dunia lewat skandal seks dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton, tiba-tiba kini menjadi aktivis kampanye antiperundungan siber (cyber-bullying). Salah satunya, ia pernah mengalami sendiri, betapa sakit dan tersiksa menjadi korban perundungan.

”Saya orang yang pertama kali mengalami,” kata Lewinsky saat berceramah di forum Forbes Under 30 Summit di Philadelphia, AS, Senin (20/10). ”Waktu itu, belum ada Facebook, Twitter, atau Instagram. Tetapi, sudah ada laman gosip, berita, dan hiburan yang penuh dengan ruang komentar dan e-mail yang bisa disebarkan.”

Itu ceramah pertama Lewinsky dalam 13 tahun terakhir. Auditorium tempatnya berceramah penuh dengan hadirin. Di forum tersebut, ia mendapat jadwal berceramah sehari sebelum peraih Nobel Perdamaian tahun ini, Malala Yousafzai.

Lewinsky terlihat begitu emosional saat menuturkan kembali kisah ia jatuh cinta kepada Clinton. Lewat forum itu pula, ia mengumumkan gerakan kampanyenya untuk mengakhiri perundungan siber.

”Tentu saja, (perundungan saat itu) dilakukan secara perlahan-lahan, tetapi menyiksa. Cerita itu pun menyebar ke seluruh dunia. Fenomena penyebaran yang, Anda bisa mendebat, menjadi momentum pertama ’media sosial’ yang sebenarnya,” kata Lewinsky.

Ia berbicara soal dirinya yang jadi sorotan dunia berkat skandal seksnya dengan Clinton saat menjadi pegawai magang Gedung Putih, 1995-1997. Setelah skandal itu tersebar, Clinton dimakzulkan parlemen, Desember 1998, tetapi dibebaskan Senat.

Lewinsky bercerita, karena tak kuat menanggung perundungan itu, ia nyaris bunuh diri. ”Saat melihat layar komputer, saya habiskan waktu seharian dengan berteriak ’Ya Tuhan!’ dan ’Saya tak percaya, mereka mengatakan itu’ atau ’Itu sudah terlalu jauh keluar dari konteksnya’,” katanya.

”Hanya itu pikiran yang menghentikan mantra yang terus-menerus berkecamuk di kepala: saya ingin mati saja.”

Lewinsky kemudian mengungkapkan, ia termotivasi terjun dalam kampanye melawan perundungan siber setelah kasus bunuh diri mahasiswa tahun pertama asal New Jersey karena dirundung melalui internet. Mahasiswa berusia 18 tahun itu direkam secara diam-diam saat mencium pria lainnya.

”Setelah mampu menyelamatkan diri (dari perundungan), saya ingin membantu para korban lain agar juga selamat,” kata Lewinsky.

Tahun 2005, sekitar 10 tahun setelah skandalnya terungkap, Lewinsky hijrah ke London. Ia kuliah psikologi sosial dan mendapat gelar master sains di London School of Economics.

Setelah terjun di kampanye antiperundungan siber, ia mulai aktif di Twitter. Akun pribadinya, @MonicaLewinsky, langsung meraup lebih dari 18.000 pengikut (follower) hanya beberapa jam setelah dibuka. Saat tulisan ini dibuat, sudah ada 51.800 pengikut.

”#HereWeGo” adalah kicauan pertamanya, disusul kicauan kedua ”bersukacita (dan gugup) berceramah” di Forbes Under 30 Summit. Di Twitter, ia menulis biodatanya ”aktivis sosial, penceramah, kontributor majalah Vanity Fair, dan perajut sesuatu tanpa rahasia”. (AFP/SAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com