Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabrak 2 Tentara Kanada, Pria "Radikal" Tewas Ditembak Polisi

Kompas.com - 21/10/2014, 12:26 WIB
OTTAWA, KOMPAS.com — Pemerintah Kanada, Senin (20/10/2014), mengatakan, seorang pengemudi mobil yang ditembak mati polisi setelah mencoba menabrak dua tentara Kanada di Quebec adalah seseorang yang sudah "teradikalisasi".

Pemerintah Kanada tidak menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan "teradikalisasi". Namun, istilah itu biasa digunakan untuk menyebut warga yang menjadi pendukung kelompok-kelompok militan Islam.

Sejumlah media Kanada, mengutip keterangan polisi, mengidentifikasi pengemudi mobil itu sebagai Martin Coutoure-Rouleau, warga kota Saint-Jean-sur-Richelieu, dekat kota Montreal.

Seorang tetangga pria tersebut, yang tak mau disebut namanya, kepada Reuters mengatakan, Martin menjadi radikal sekitar setahun lalu setelah terlibat dengan beberapa warga Muslim yang diduga radikal.

Polisi Quebec menembak mati Martin (25) setelah sempat terlibat kejar-kejaran seusai pemuda itu menabrak dua tentara Kanada. Salah satu tentara yang ditabrak itu kini dalam kondisi kritis.

"Pria yang menabrak dua tentara Kanada sudah diidentifikasi pemerintah federal, termasuk tim Gabungan Penegak Hukum Nasional (INSET)," ujar PM Stephen Minister dalam pernyataan resminya.

"Pemerintah federal telah memastikan bahwa terdapat indikasi jelas pria itu telah teradikalisasi," tambah PM Harper.

Setelah menabrak dua tentara itu, Martin kemudian melarikan diri. Akibatnya, sempat terjadi kejar-kejaran dengan polisi hingga Martin kehilangan kendali yang membuat mobilnya terbalik di sebuah parit.

Pria itu ditembak setelah berusaha melawan petugas yang hendak mengamankannya. Sejauh ini tidak ditemukan indikasi Martin pernah bepergian ke luar negeri untuk bergabung dengan beberapa kelompok militan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com