Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Sosialis Tolak Larangan Berjilbab di Australia

Kompas.com - 18/10/2014, 19:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Kebijakan larangan menggunakan jilbab oleh Pemerintah Australia di bawah pimpinan PM Tony Abott terus menimbulkan protes. Kali ini, penentangan justru dilakukan oleh kaum sosialis di negeri Kanguru itu.

Dalam foto yang diambil oleh kandidat PhD dari Murdoch University, Irwansyah Jemi, terlihat kelompok sosialis dari dari Socialist Alliance melakukan protes dengan membentangkan banner yang bertuliskan, "Ban The Bigots Not The Burka" atau larang kaum fanatik bukan jilbabnya.

Aksi tersebut digelar di Murray Street, Perth, Sabtu (18/10/2014). Sementara itu, WNI yang tinggal di Perth, Iqbal Aji Daryono mengungkapkan landasan kelompok sosialis melakukan protes itu lantaran semua rakyat berhak atas keadilan.

"Jadi kalau ada sikap-sikap tak adil dari negara (atau masyarakat), kepada siapa pun itu, ya mesti dilawan. Sesimpel itu," katanya kepada Kompas.com.

Iqbal juga menyentil masalah kebebasan beragama di Indonesia yang belakangan ini mendapatkan sorotan dari berbagai pihak. "Kapan ya kaum mayoritas di Indonesia mau juga ramai-ramai bikin aksi penentangan, ketika terjadi tekanan dan kezaliman atas suatu kelompok minoritas?" lanjutnya.

Sebelumnya, perdebatan mengenai larangan berjilbab muncul setelah sejumlah politisi dari partai pemerintah mendesak pelarangan pakaian jenis burkha. Sejak pedebatan ini memanas, kalangan wanita Muslim di berbagai kota di Australia telah menjadi korban serangan rasial.

Di Melbourne misalnya, ada seorang wanita Muslim didorong keluar dari kereta yang belum berhenti penuh di salah satu stasiun. Di Brisbane, bahkan masjid komunitas Indonesia menjadi sasaran vandalisme.

Sehubungan dengan kebijakan pelarangan itu, ratusan perempuan di Australia membuat foto selfie mereka dengan mengenakan penutup kepala atau berjilbab sebagai bentuk dukungan bagi kaum wanita Muslim dan kebebasan beragama. Uniknya, kebanyakan merupakan foto selfie wanita non-Muslim.

ABC Sejumlah perempuan di Australia meluncurkan kampanye mengenakan kerudung sebagai dukungan bagi perempuan Muslim.
Ini merupakan bagian dari kampanye bertajuk "Women in Solidarity with Hijabs (WISH)", yang dimulai pekan lalu, dan telah diikuti hampir 20.000 orang di laman Facebook-nya.

WISH diluncurkan bertepatan dengan memanasnya kembali perdebatan mengenai pakaian burka di Australia, setelah sejumlah politisi dari partai pemerintah mendesak pelarangan pakaian jenis ini.

Kampanye WISH yang berbasis media sosial ini digagas Mariam Veiszadeh, seorang pengacara berlatar belakang pengungsi dari Afganistan. "Luar biasa. Setiap kali kami mengunggah foto-foto selfie ini, tanggapannya luar biasa," katanya. "Dan bukan hanya dari wanita Muslim Australia, tapi justru kebanyakan wanita non-Muslim."

Ratusan foto selfie telah ditampilkan, termasuk dari Jessica Rowe, seorang presenter televisi.

"Wanita Muslim di Australia telah menanggung akibat dari Islamaphobia dan saya kira kejadian yang tidak diinginkan akan semakin meningkat karena perdebatan mengenai burka saat ini," ujar Veiszadeh.

Kate Leaney, seorang wanita Kristen di Adelaide, mengambil bagian dalam kampanye ini dengan aksinya mengenakan jilbab selama seminggu untuk menunjukkan dukungan bagi seorang temannya, wanita Muslim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com