Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Dibunuh, Seorang Anggota ISIS Dieksekusi Milisi Kurdi

Kompas.com - 17/10/2014, 16:59 WIB
KOBANI, KOMPAS.com — Seorang pedagang Kurdi, Cuneyt Hemo, mengingat pertemuannya dengan seorang anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ditawan di dalam kota Kobani, Suriah.

"Dia memohon kepada kami untuk membunuhnya sehingga dia bisa masuk ke dalam surga dan mendapatkan ganjarannya," kata Hemo kepada AFP.

Hemo (33) adalah satu dari 200.000 pengungsi Kurdi Suriah yang meninggalkan kota Kobani yang tengah diserang ISIS dan kini menjadi pengungsi di wilayah Turki yang lebih aman. Anggota ISIS yang bertemu Hemo itu ditangkap anggota milisi Kurdi dalam sebauh pertempuran jalanan di dalam kota yang terletak di perbatasan Suriah-Turki itu.

Hemo melanjutkan, anggota ISIS itu sudah ditawan selama sehari dan dia dibunuh tak lama setelah menyampaikan permohonannya itu. "Kami menangkapnya di jalanan," kata Hemo sambil mengisap rokoknya saat ditemui di kota perbatasan Suruc, tempat dia mengungsi bersama warga Kurdi Suriah lainnya.

"Dia mengatakan berasal dari Azerbaijan. Usianya pertengahan 20-an dan berbicara dalam bahasa Arab. Dia mengenakan pakaian loreng militer lengkap," lanjut Hemo.

Kisah luar biasa ini menandai momen langka saat warga sipik Kurdi bisa bertatap muka dengan seorang anggota ISIS, yang selama ini dilihat hanya sebagai bayang-bayang dari perbatasan Turki.

Hemo bertahan di Kobani lebih lama dari warga sipil lainnya. Dia baru mengungsi ke Turki pekan lalu, sekitar tiga pekan setelah serangan ISIS atas Kobani dimulai.

Mendamba kematian

Sebelum kota Kobani diserang ISIS, Hemo memiliki sebuah toko sembako di kota itu. Namun, karena usianya mencukupi untuk bertempur, dia membantu pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dengan pasokan bahan pangan.

Saat mengirimkan makanan itulah, Hemo bertemu dengan anggota ISIS asal Azerbaijan tersebut. Kepada milisi yang menahannya, anggota ISIS yang berjanggut lebat itu mengatakan dia datang ke Kobani untuk membebaskan kota itu dari para kafir.

"Kami bertanya kepadanya mengapa ISIS menyerang kami. Dia mengatakan bahwa kami (Kurdi) adalah kafir dan dia mendapat perintah untuk mengembalikan kami ke jalan Islam," ujar Hemo.

Para anggota milisi Kurdi kemudian membawa anggota ISIS ke sebuah masjid untuk menunjukkan bahwa warga Kurdi juga memeluk Islam. Meski demikian, pria Azerbaijan itu tetap kukuh pada pemahamannya.

"Kami mencoba memberikan fakta kepadanya. Namun, dia tidak mau mendengar hal lain. Dia tetap mengatakan kami adalah kafir dan dia ingin pergi ke Surga untuk menemui 40 perempuan yang dijanjikan kepadanya," tambah Hemo.

Saat ditawari makan dan minuman, anggota ISIS itu menolak dan mengatakan dia harus mencoba meloloskan diri sehingga dapat meledakkan dirinya seperti para "saudaranya" pelaku bom bunuh diri.

Hemo mengatakan, dia tidak bisa memahami mengapa anggota ISIS itu sangat keras kepala dan justru sangat mendambakan kematian.

"Dia berulang kali berkata kepada kami bahwa dia bahagia untuk saudaranya yang sudah tewas dan dia segera bergabung dengannya di surga," ujar Hemo.

Hemo mengatakan, milisi Kurdi pada awalnya tak memiliki rencana untuk mengeksekusi pemuda Azerbaijan itu. Namun, kemudian anggota milisi Kurdi khawatir karena fanatisme anggota ISIS itu benar-benar buta.

"Dia tak takut mati," ujar Hemo sambil menambahkan anggota ISIS itu dieksekusi di jalan sehari setelah dia ditangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com