Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Pria Bertopeng Serang Demonstran Pro-demokrasi Hongkong

Kompas.com - 13/10/2014, 19:06 WIB
HONGKONG, KOMPAS.com — Kerusuhan pecah di pusat kota Hongkong, Senin (13/10/2014), setelah puluhan orang bertopeng menerobos barikade yang berdiri di lokasi unjuk rasa kelompok pro-demokrasi.

Sekelompok pria mengenakan masker yang biasa digunakan dokter saat pembedahan, mendatangi lokasi unjuk rasa di distrik Admiralty yang tak jauh dari distrik bisnis Hongkong.

Kedatangan mereka memicu baku hantam dengan para pengunjuk rasa, hanya beberapa jam setelah polisi merobohkan sejumlah barikade di kawasan itu.

Para pengunjuk rasa, yang pernah diserang anggota kelompok kejahatan Triad di kawasan Mongkok, berteriak meminta polisi menangkap para penyerang.

"Ini adalah taktik yang biasa digunakan pemerintah komunis di daratan Tongkok. Mereka menggunakan anggota Triad atau kelompok pro-pemerintah untuk menyerang kami sehingga pemerintah bisa lepas tangan," kata anggota parlemen Hongkong dari Partai Demokrat, Albert Ho.

"Tampaknya polisi memindahkan barikade untuk memberi jalan para penyerang itu memasuki kawasan unjuk rasa damai," tambah anggota parlemen dari Partai Warga Negara, Claudia Mo.

Seorang anggota parlemen lain yang berada di lokasi unjuk rasa saat baku pukul terjadi mengatakan sangat prihatin dengan situasi yang terjadi itu.

"Dari apa yang saya lihat, polisi justru membantu para penyerang ketimbang warga yang melakukan unjuk rasa damai," ujar Kenneth Chan, politisi Partai Warga Negara.

Selain diserbu kelompok bertopeng itu, para pengemudi taksi Hongkong juga berkumpul di lokasi unjuk rasa itu dan menuntut agar barikade yang dibuat kelompok pro-demokrasi disingkirkan.

Polisi memastikan, mereka akan membersihkan semua penghalang jalan, baik di Admiralty maupun di lokasi unjuk rasa kedua di kawasan perbelanjaan Causeway Bay.

"Kami tak mengabaikan kemungkinan menggunakan kekerasan atau menangkap sejumlah orang," kata seorang perwira polisi, Hui Chun-tak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com