Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Izinkan AS Gunakan Pangkalan Udaranya untuk Perangi ISIS

Kompas.com - 13/10/2014, 17:26 WIB
ANKARA, KOMPAS.com — Pemerintah Turki, Senin (13/10/2014), mengizinkan Amerika Serikat menggunakan pangkalan-pangkalan udaranya untuk menggelar serangan udara terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), khususnya yang tengah mengepung kota Kobani.

Pangkalan udara yang bisa digunakan pasukan koalisi termasuk pangkalan udara Incirlik, yang berlokasi sekitar 160 kilometer dari perbatasan Suriah. Izin ini diperoleh setelah AS dan Turki berhasil mencatatkan kesepakatan akhir pekan lalu.

Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel dalam kesepakatan itu termasuk kesediaan militer Turki melatih anggota pemberontak Suriah yang berhaluan moderat. Hagel menambahkan, sebuah tim komando AS akan tiba di Turki pekan depan untuk mempersiapkan sebuah resimen pelatihan.

Menhan Hagel dikabarkan sudah menghubungi Menteri Luar Negeri Turki Ismet Yilmaz untuk mengucapkan rasa terima kasih karena Turki bersedia membantu koalisi dalam perang melawan ISIS.

Sebelumnya, Penasihat Keamanan Gedung Putih Susan Rice menegaskan, Pemerintah AS tidak akan meminta Turki untuk mengirimkan pasukan daratnya ke dalam wilayah Turki.

Sementara itu, Turki dan sekutu-sekutu AS mendesak perlunya diciptakan zona larangan terbang di dalam wilayah Suriah dan mendirikan zona penyangga di wilayah Suriah yang dekat dengan perbatasan Turki.

Namun, sejumlah petinggi AS mengatakan, menciptakan sebuah zona larangan terbang di atas wilayah Suriah sejauh ini belum menjadi salah satu opsi yang akan diterapkan di lapangan.

Panglima Angkatan Bersenjata AS Jenderal Martin Dempsey memperkirakan, untuk menjaga zona larangan terbang di Suriah, dibutuhkan ratusan pesawat tempur dan biaya sedikitnya 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 18,4 triliun sebulan.

Dengan biaya semahal itu, lanjut Jenderal Dempsey, tak ada jaminan adanya perubahan momentum di medan perang yang bisa mengakhiri perang saudara Suriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com