Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afganistan Gantung Lima Terpidana Mati Kasus Pemerkosaan

Kompas.com - 09/10/2014, 11:21 WIB
KABUL, KOMPAS.com - Lima pria Afganistan menjalani ekskusi hukuman mati di penjara Pul-e-Charki, Kabul dengan cara digantung setelah terbukti bersama-sama memperkosa seorang perempuan.

Pemerintah Afganistan tetap menggelar eskeskusi mati itu meski PBB mengkritik proses pengadilan terhadap kelima orang itu dan meminta presiden baru Ashraf Ghani membatalkan eksekusi.

"Lima orang yang terkait dengan insiden Paghman dan seorang pelaku kriminal kakap diesksekusi siang ini," kata Rahmatullah Nazari, wakil Jaksa Agung Afganistan, Rabu (8/10/2014).

Sejauh ini tidak ada komentar dari kantor presiden Afganistan yang sejak resmi menjabat pekan lalu, menghadapi tekanan publik untuk tidak menunda eksekusi terhadap lima orang itu.

"Keputusan pengadilan sudah dilaksanakan dan semua terpidana sudah dieksekusi. Lima orang dari kasus Paghman dan satu orang lagi adalah Habib Istalifi, seorang pemimpin kelompok penculik," demikian penjelasan kepala staf Kejaksaan Agung Afganistan Mohammad Noori.

Pada Agustus lalu sekelompok orang bersenjata yang mengenakan seragam polisi, menghentikan sebuah konvoi mobil yang kembali ke Kabul dari sebuah acara pernikahan di Paghman. Sebuah kawasan wisata populer di Afganistan.

Orang-orang bersenjata itu kemudian mengikat para pria sebelum memperkosa sedikitnya empat perempuan dan mencuri barang-barang berharga mereka. Serangan brutal itu memicu kemarahan nasional dan sebagian besar rakyat Afganistan menuntut agar para pemerkosa digantung.

Presiden Hamid Karzai kemudian menandatangani persetejuan pelaksanaan hukuman gantung beberapa saat sebelum melepaskan jabatannya. Namun, proses pengadilan kasus ini menimbulkan keprihatinan internasional. Proses pengadilan berlangsung hanya beberapa jam, dengan dugaan para terdakwa mengaku karena disiksa.

Selain itu, Presiden Karzai menandatangani persetujuan hukuman gantung sebelum kasus ini mengemuka.

Pada 7 Oktober lalu, Human Right Watch (HRW) mendesak Presiden Ashraf Ghani untuk menunda eksekusi mati kelima terdakwa dan meminta pemerintah Afganistan menggelar sebuah evaluasi independen terkait cara pemerintah menangani kasus ini.

Duta besar Uni Eropa untuk Kabul Franz-Michael Mellbin mengecam keras eksekusi itu dan mempertanyakan kegagalan Presiden Ghani mengintervensi ekskusi tersebut. "Ekekusi itu merupakan bayangan gelap yang menggantung di atas pemerintahan baru Afganistan terkait cara menegakkan hak asasi manusia," kata Mellbin lewat akun Twitternya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com