Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Snowden dan Sri Paus Disebut-sebut Bakal Dapat Nobel Perdamaian

Kompas.com - 08/10/2014, 19:22 WIB
OSLO, KOMPAS.COM - Persaingan untuk meraih Nobel Perdamaian, yang akan diumumkan Jumat (10/10/2014), jarang terbuka atau kadang-kadang tidak terduga. Namun sejumlah pakar telah menyebut-nyebut nama Paus Fransiskus dan Edward Snowden mungkin akan jadi pemenang kali ini.

Snowden, mantan analis intelijen yang mengungkap aksi penyadapan global AS, merupakan salah satu dari pemenang bersama "hadiah Nobel Perdamaian alternatif" bulan lalu. Dia menjadi pahlawan bagi beberapa orang dan pengkhianat bagi sejumlah orang lainnya. Dia bakal menjadi pilihan yang sangat kontroversial untuk penghargaan senilai 878 euro (1,1 juta dollar AS) itu.

Gadis Pakistan yang menjadi aktivis pendidikan, Malala Yousafzai, yang menjadi favorit tahun lalu, juga dikatakan ada dalam daftar bersama Paus Fransiskus dan sebuah kelompok pasifis Jepang.

Kantor berita AFP melaporkan bahwa memprediksi pemenang tahun ini menjadi lebih sulit dari biasanya karena komite Nobel telah menerima 278 calon. Maka, para pakar hanya memiliki nama-nama yang diumumkan oleh sponsor para mereka. Snowden, mantan analis National Security Agency (NSA), diusulkan oleh dua anggota parlemen Norwegia. Bulan lalu dia meraih Norwegian Right Livelihood Award senilai 210 ribu dollar bersama koran The Guardian dan sejumlah aktivis hak asasi manusia dan aktivis lingkungan.

Namun dari pengasingannya di Rusia, buronan pemerintah AS itu mengatakan dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini bahwa "agaknya tidak mungkin bahwa komite Nobel akan mendukung ..." dia memenangkan Nobel yang sesungguhnya.

Bagaimanapun, sejumlah individu atau kelompok yang berbasis di Rusia lainnya dapat menjadi pilihan yang populer bagi Komite Nobel. "Kebijakan Rusia di Ukraina, mencaplok Krimea dan mempersoalkan perbatasan, tetapi juga cara Kremlin memperlakukan para pembangkang tidak dapat diabaikan oleh komite Nobel," kata Antoine Jacob, penulis sejarah hadiah Nobel.

Bagi Presiden Komite Nobel Thorbjoern Jagland, "memberikan sanksi terhadap Moskwa akan ... menjadi sebuah cara untuk membuktikan bahwa ia bertindak independen, karena (Jagland) adalah (juga) Sekretaris Jenderal Dewan Eropa, yang menghitung Rusia sebagai anggota," kata Jacob kepada AFP.

Koran pro-demokrasi Moskwa, Novaya Gazeta, yang ikut didirikan Mikhail Gorbachev tahun 1993 dengan sebagian uang hadiah Nobel Perdamaian-nya, telah disebut-sebut sebagai salah satu bakal pemenang. Koran itu merupakan salah satu dari beberapa media independen yang tersisa di Rusia dan beberapa wartawannya telah tewas dibunuh, termasuk Anna Politkovskaya yang mengalami pelanggaran hak asasi manusia di Chechnya.

Malala terlalu muda

Kristian Berg Harpviken, direktur Peace Research Institute Oslo (PRIO), seorang analis hadiah perdamaian terkemuka, merevisi prediksinya pada minggu terakhir. Ia menempatkan kelompok perdamaian Japanese People Who Conserve Article 9, yang ingin mempertahankan konstitusi anti perang negara itu, di tempat pertama di atas Malala. "Kita mungkin telah berpikir bahwa perang antar negara hampir punah setelah berakhirnya Perang Dingin. Namun peristiwa di Ukraina dan memanasnya ketegangan di Asia Timur mengingatkan kita bahwa hal itu mungkin muncul kembali," tulisnya dalam penjelasannya di dunia maya terkait pilihannya. Harpviken, yang belum pernah akurat dalam memprediksi pemenang Nobel Perdamaian, menempatkan Snowden dan Novaya Gazeta di tempat kedua dan ketiga.

Nobeliana.com, sebuah situs yang dikelola sejarawan Nobel Norwegia terkemuka menempatkan Malala, yang ditembak di kepalanya oleh Taliban tahun 2012, sebagai calon utama di atas Snowden, terkait perjuangannya atas hak perempuan di seluruh dunia untuk mendapatkan pendidikan. Namun sejarawan itu mencatat bahwa, meskipun isu hak perempuan menjadi topik, dengan penculikan massal Boko Haram di Nigeria pada April dan penganiayaan yang sedang berlangsung terhadap kaum perempuan oleh kelompok Negara Islam di Suriah dan Irak, ada sejumlah alasan untuk ragu bahwa panitia akan mencalonkan Malala. "Dia masih sangat muda (17 tahun), dan dia telah mengatakan bahwa dia belum pantas untuk Hadiah Perdamaian itu. Sebagai pemenang Nobel dia akan semakin menjadi sasaran kelompok-kelompok ekstremis," tulis situs itu.

Sejumlah favorit lainnya, yang juga disebut-sebut tahun lalu, adalah seorang dokter asal Kongo, Denis Mukwege, yang telah merawat para perempuan korban kekerasan seksual selama 25 tahun terakhir, dan aktivis hak asasi manusia Ales Bialiatski dari Belarus, yang telah dibebaskan dari penjara oleh kediktatoran yang didukung Rusia pada Juni lalu.

Bandar taruhan Paddy Power menempatkan Paus Fransiskus terkait pembelaannya yang terang-terangan terhadap orang miskin, dengan memberinya rasio 9/4. Angka itu jauh di atas calon lain yang juga diyakini telah dinominasikan, yaitu Vladimir Putin, yang hanya diberi rasio 50/1.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com