Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identitas Mayang Prasetyo Tidak Terdaftar di KJRI Sydney dan Melbourne

Kompas.com - 07/10/2014, 14:41 WIB
BRISBANE, KOMPAS.com — Kematian Mayang Prasetyo yang tragis, seperti diberitakan di media, masih diselidiki oleh kepolisian di Brisbane, Australia. Dilaporkan, Mayang Prasetyo diduga tewas di tangan pacarnya sendiri, sebelum akhirnya sang pacar bunuh diri, saat polisi berkunjung ke apartemennya.

Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia di kota Sydney masih menunggu hasil penyelidikan soal kematian Mayang Prasetyo untuk mengetahui identitas asli dari wanita tersebut.

"Kami masih menyebutnya Mayang Prasetyo karena kami masih menunggu hasil informasi dari pihak kepolisian untuk menginvestigasi kematiannya, jadi masih Mayang Prasetyo, dengan jenis kelaminnya adalah tetap perempuan," ujar sumber KJRI di kota Sydney kepada reporter ABC Internasional, Erwin Renaldi, Selasa (7/10/2014) pagi.

Sebelumnya sejumlah koran lokal di Australia, seperti Brisbane Times dan Courier Mail, melaporkan bahwa Mayang Prasetyo adalah seorang waria yang berasal dari Indonesia dan memiliki profesi sebagai pemain kabaret dan pekerja seks komersial.

"Polisi sendiri belum bisa memberikan laporan yang final karena masih melakukan penyelidikan, begitu," tegas sumber di KJRI Sydney. "Aturan di Australia, polisi tidak bisa mengeluarkan pernyataan resmi jika masih melakukan penyelidikan."

"Kita sudah membaca sejumlah laporan-laporan di media yang langsung menyebutkan ia begini dan begitu, ... kasihan dong dengan keluarganya di Indonesia."

Dari laporan media-media lokal diketahui bahwa Mayang pernah tinggal di Melbourne.

Menurut biodata di akun Facebook dengan nama Mayang Prasetyo, disebutkan bahwa ia lulusan dari RMIT, Melbourne, dan bekerja di Le Femme Garcon, perusahaan yang menampilkan panggung kabaret dan penari burlesque.

Diketahui bahwa Mayang akhirnya pindah ke Brisbane bersama pacarnya.

"Tapi dari database kami di Melbourne sendiri itu tidak ada namanya, dia belum pernah melapor. Baik nama Mayang Prasetyo atau Febri Andriansyah, tidak ada itu namanya di Melbourne."

"Lalu kami juga sudah tanya dengan bagian database di Sydney, dan namanya pun juga tidak ada di situ."

Sumber tersebut mengatakan kesulitan untuk memastikan identitas ini disebabkan karena Mayang diduga tidak melapor ke konsulat RI saat tiba di Australia.

Pihak KJRI di Sydney akan bersiap-siap melakukan kunjungan ke Brisbane untuk melakukan koordinasi lebih dekat dengan sejumlah pihak.

"Pertama dengan pihak kepolisian untuk mengidentifikasi jenazah, dan kemudian kami akan menghubungi pihak keluarganya," ungkap sumber di KJRI.

"Lalu kami akan mendiskusikan langkah selanjutnya, termasuk proses pemulangan jenazah, jika itu yang diinginkan keluarga."

Di akun Facebook atas nama Mayang Prasetyo telah dipenuhi dengan ucapan belasungkawa dari sejumlah teman-teman.

"Saya terakhir mengobrol dengan Febri, itu namanya, di sebuah tempat kursus bahasa Jerman, di Surabaya, tahun 2009. Sejak itu saya enggak pernah ketemu lagi. Kalau mau tahu identitas aslinya, ya tanya saja ke tempat kursus bahasa Jerman itu," tulis salah satu teman Mayang Prasetyo saat ABC Internasional mencoba mencari tahu kebenaran identitas Mayang Prasetyo.

Sebelumnya diberitakan, seorang juru masak asal Ballarat, Victoria, bernama Marcus Volke kabur dari polisi ketika potongan tubuh ditemukan di apartemennya, di kota Brisbane.

Beberapa hari sebelumnya, sejumlah tetangga di apartemen tersebut mengeluhkan bau busuk menyengat tercium dari apartemennya.

Volke loncat dari balkon apartemennya, kemudian tubuhnya ditemukan beberapa saat di dekat sebuah gudang. Ia diyakini telah menghabisi nyawanya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com