Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok, Pro-Demokrasi Hongkong Batalkan Dialog

Kompas.com - 04/10/2014, 00:35 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

Sumber AFP
HONGKONG, KOMPAS.com - Para pemimpin demonstran pro-demokrasi membatalkan rencana dialog dengan pemerintah Hongkong. Dialog ini dibatalkan setelah pecahnya bentrokan dengan massa pro-Beijing di wilayah Causeway Bay.

"Tidak ada pilihan lain selain membatalkan dialog," kata salah satu mahasiswa dalam sebuah pernyataannya, Jumat (4/10/2014).

Pembatalan diumumkan Federasi mahasiswa setelah mereka melihat banyaknya massa pro-pemerintahan yang menghancurkan kamp protes mereka, Jumat (3/10/2014). Aktivis pro-demokrasi megatakan, penghancuran ini didalangi oleh preman dan triad dari geng kriminal yang dibayar oleh massa pro-pemerintahan.

"Semua orang melihat apa yang terjadi hari ini. Pemerintah dan polisi menutup mata terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh triad terhadap pendemo yang beraksi damai," tambah mereka.

Para pendemo pun marah karena kurangnya tindakan polisi untuk menangkap orang yang menghancurkan kamp mereka. Mereka mengatakan, preman pro-pemerintahan diizinkan sebebas-bebasnya menyerang kamp. Di dalam bentrokan ini, juga ada dugaan terjadinya kekerasan seksual terhadap tiga perempuan.

Tiga perempuan yang mengenakan jas hujan plastik ini berada dalam sebuah van polisi dan sedang menangis saat terjadinya serangan di Causeway Bay.

Aksi untuk rasa yang dimotori para pelajar dan mahasiswa ini sudah menduduki sejumlah ruas jalan di Hongkong sejak Jumat (26/9/2014). Mereka menuntut pemerintah Beijing tidak mengintervensi pemilihan calon pemimpin Hongkong yang akan digelar pada 2017.

Beijing sebelumnya memutuskan hanya para politisi yang dianggap loyal kepada pemerintah pusat yang boleh ikut serta dalam pemilihan umum itu. Namun, sebagian warga Hongkong menginginkan proses pemilihan umum yang terbuka dan demokratis.

Sebagian warga Hongkong mendukung aksi para mahasiswa dan aktivis pro-demokrasi itu dan mengecam polisi yang dianggap tidak melakukan banyak hal untuk melindungi para pengunjuk rasa. Namun, sebagian warga Hongkong lainnya mengeluhkan aksi yang sudah berlangsung sepekan itu karena dianggap mengganggu kehidupan mereka sehari-hari.

"Saya sangat tak suka mereka menduduki banyak kawasan di berbagai sudut kota. Saya juga warga Hongkong, mereka tak mewakili kami semua," tambah Ken.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com