Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjung Berburka di Parlemen Australia Harus Duduk di Ruang Kaca

Kompas.com - 02/10/2014, 18:47 WIB
CANBERRA, KOMPAS.com - Perempuan muslim yang mengenakan burka atau busana muslim yang menutupi tubuh dan wajahnya ketika berkunjung ke Gedung Parlemen Federal akan dtempatkan di ruang terpisah yang dilapisi kaca.

Juru bicara Parlemen Federal Bronwyn Bishop dan Presiden Senat Stephen Parry telah menyetujui aturan internal baru dalam protokoler di parlemen federal Australia yang berlaku bagi siapa saja yang menggunakan penutup wajah.

"Orang-orang yang menggunakan penutup wajah jika hendak memasuki ruang atau galeri apapun di gedung parlemen dan senat maka akan ditempatkan diruang tertutup. Aturan ini bertujuan untuk memastikan orang yang menutupi wajahnya dapat tetap memasuki gedung parlemen tanpa harus diidentifikasi terlebih dahulu," kata Departemen Layanan Parlemen (DPS)

Ruangan tertutup itu biasanya digunakan untuk tempat duduk pelajar yang berkunjung ke parlemen.  Presiden Senat Stephen Parry di parlemen mengatakan bahwa aturan ini adalah "tindakan manajemen dalam kaitannya dengan .. kontrol dari ruang publik". 

"Jika ada kejadian atau seseorang keluar dari ruang khusus itu, maka akan lebih mudah diawasi dari waktu ke waktu dan bisa diidentifikasi dengan cepat dan mudah," katanya. 
 
"Atau jika mereka diminta untuk dimeninggalkan ruangan, kita perly tahu siapa orang tersebut sehingga mereka tidak dapat kembali ke dalam ruangan, menyamar atau sebaliknya." 

Senator dari Partai Buruh, Penny Wong mempertanyakan mengapa senator tidak mengkonsultasikan terlebih dahulu aturan ini, sementara pimpinan Partai Hijau Christine Milne mengatakan aturan ini "mengerikan".

"Pengunjung yang menggunakan penutup wajah akan ditempatkan di ruangan yang biasanya disediakan untuk para pelajar yang berkunjung didalam ruang kaca, dimana anggota parlemen tidak perlu melihat atau mendengar mereka," katanya.

Anggota parlemen independen, Andrew Wilkie menilai aturan itu sebagai bentuk aturan 'pemisahan agama' dan dikatakannya kalau aturan ini 'sangat salah.

"Keputusan pemerintah mengisolasikan diruang khusus wanita yang mengenakan burqa ketika mengamati kegiatan di parlemen tidak memiliki manfaat keamanan sama sekali," katanya.

DPS menjelaskan aturan itu akan diterapkan dalam waktu dekat. Pengawasan keamanan yang baru juga Kontrol keamanan baru juga menetapkan bahwa siapa pun yang menerima ijin untuk memasuki wilayah pribadi di Gedung Parlemen harus menunjukkan ID berfoto. 

"Prosedur ini diberlakukan untuk memastikan bahwa upaya pengamanan oleh DPS mampu menangani isu terkait agama dan budaya secara sensitif dan tepat," katanya.

Senator Parry mengatakan "jika orang memiliki kepekaan budaya atau agama dalam kaitannya dengan masalah penutup wajah ini mereka akan diberikan privasi dan sensitivitas yang diperlukan dalam kaitannya dengan kebutuhan identifikasi". 
 
"Gedung parlemen merupakan bangunan publik, semua orang yang berada didalamnya harus merasa aman," kata Perry dalam program ABC News 24.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com