Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/09/2014, 21:58 WIB
DHAKA, KOMPAS.com - Pemerintah Banglades, Selasa (30/9/2014), memecat seorang menteri setelah mengkritik pelaksanaan ibadah haji yang memicu protes golongan Islam garis keras yang menuntut pemerintah agar memecat sang menteri dalam 24 jam.

Menteri Telekomunikasi Abdul Latif Siddique, yang tengah berada di New York mendampingi PM Sheikh Hasina, membuat pernyataan kontroversial yang disiarkan stasiun televisi Banglades.

"Dua orang pergi ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji. Haji adalah penghamburan sumber daya manusia. Mereka yang berhaji tidak memiliki produktivitas. Mereka menggerogoti ekonomi dan menghamburkan uang di luar negeri," ujar Siddique.

Komentar Siddigue itu langsung memicu protes kelompok Islam garis keras Hefajat-e-Islam. Para pemimpin organisasi ini menyebut Siddique sebagai "kafir" dan meminta pemerintah segera mencopotnya dalam 24 jam.

Seorang pejabat senior Banglades mengatakan Siddique akan segera dipecat namun dia tidak menjelaskan apakah pemecatan itu terkait permintaan Hefajat-e-Islami.

"Keputusan sudah diambil yaitu untuk memberhentikan Siddique dari kabinet," demikian pernyataan dari kantor perdana menteri.

Di New York, Siddique juga mengkritik pengaruh putra Hasina, Sajeeb Wazed Joy, yang menjadi penasihat teknologi perdana menteri. "Siapa Joy? Joy bukan anggota pemerintahan," kata Siddique.

Siddique juga mengecam organisasi massa Islam Tablig Jamaat. Setiap tahun jutaan pengikut organisasi ini berkumpul di luar kota Dhaka dalam ritual yang disebut pemerintah sebagai ritual Islam terbesar kedua setelah ibadah haji.

"Dua juta orang tidak melakukan pekerjaan apapun selain membuat kemacetan lalu lintas di seluruh negeri," kata Siddique.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com