Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 2 Negara Terbaik di Afrika

Kompas.com - 30/09/2014, 03:00 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

AFRIKA, KOMPAS.com - Apakah Afrika akan menjadi kawasan yang berkembang atau justru akan jatuh dalam krisis? Miliarder Sudan, Mo Ibrahim memiliki satu jawaban sederhana untuk kedua pertanyaan tersebut, Ya. Ia juga menyatakannya melalui peringkat-peringkat negara Afrika, Ibrahim Index.

"Siapa pun yang ini punya pemahaman dan realitas sesungguhnya dari Afrika harus menolak sikap 'one size fits all'," tulisnya dalam pengantar Ibrahim Index of African Governance, sebuah peringkat kemajuan dan stabilitas negara-negara di Afrika.

Indeks 2014 yang dirilis Selasa (30/9/2014) mengungkapkan berbagai hal mengejutkan, kompetensi dan kemampuan lebih dari 50 pemerintahan yang berbeda. Mereka dievaluasi berdasarkan, di antaranya, pembangunan ekonomi dan manusia, hak asasi manusia, keamanan dan penegakan hukum.

Secara keseluruhan, semuanya berisi berita baik. Performa pemerintah Afrika jauh lebih baik dari dekade lalu. Tetapi, keuntungan yang didapatkan antarnegara ternyata tak merata.

Sebuah pulau kecil, Mauritius, adalah negara berperingkat teratas versi Ibrahim. Negara ini memiliki tingkat pertumbuhan lima persen per tahun selama tiga dekade. Sementara itu, Botswana dipandang sebagai negara di Afrika yang berhasil mengubah kekayaan mineral yang dimilikinya dan memanfaatkannya menjadi stabilitas politik dan keuntungan luas untuk warganya.

Sementara itu, sejumlah negara, seperti Somalia, Eritrea, dan Republik Afrika Tengah yang miskin, berada di urutan terbawah. Negara itu dinilai represif dan bergolak karena kekerasan politik.

Ada juga negara yang berada di antara keduanya. Nigeria, negara dengan populasi terbanyak dan perekonomian terbesar, tetapi justru menempati peringkat ke 37 dari 52 negara. Hal ini disebabkan adanya krisis keamanan negara akibat keberadaan kelompok-kelompok ekstrimis. Sedangkan, dua negara lainnya, Sudan dan Sudan Selatan bahkan tidak mendapati peringkat sama sekali.

Yang tidak boleh diabaikan adalah negara-negara peringkat tengah, seperti Niger. Negara ini dianggap mengalami perubahan yang signifikan. Negara luas dan berpenduduk jarang, Niger bangkit dari peringkat 38 menjadi peringkat 29. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya stabilitas politik sejak kudeta 2010.

Bangsa ini dikenal karena sering dilanda kekeringan dan kelaparan kronis. Namun, negara ini sudah dinilai berhasil meningkatkan keamanan, termasuk upaya untuk memerangi esktremisme di perbatasan Mali dan aliansi militer Amerika.

"Negara pascakrisis lainnya, Guinea, Pantai Gading Zimbabwe juga mengalami peningkatan dengan cara yang sangat menggembirakan," kata Festus Mogae, mantan presiden Botswana. Ia mengatakan sedang mendorong negara di peringkat rendah untuk bisa melakukan segala sesuatunya lebih baik.

Peringkat negara-negara Afrika Utara seperti Mesir dan Libya justru merosot jauh selama lima tahun terakhir. Kondisi ini sebagai akibat dari perubahan rezim dan kerusuhan sipil. Mesir jatuh dari peringkat ke-12 menjadi peringkat ke-26 dan Libya dari peringkat ke-26 menjadi ke-42.

Tren bermakna

Pemberian peringkat kepada negara-negara ini didasarkan pada empat kategori yaitu, keamanan dan penegakan hukum, hak asasi manusia dan partisipasi, kesempatan ekonomi dan pembangunan manusia.

Dalam lima tahun terakhir, aktivitas dan penghargaan hak asasi manusia dan pembangunan manusia memang mengalami peningkatkan yang pesat. Sebaliknya, lebih dari setengah negara di Afrika mengalami kemunduran dalam keamanan dan penegakan hukum selama periode yang sama.

"Tentu saja, tidak ada indeks yang benar-benar akurat, tapi saya pikir ini adalah sebuah tren yang bermakna," kata Lord Simon Cairns, seorang pengusaha Inggris dan anggota dewan Mo Ibrahim Foundation.

"Tujuannya adalah untuk mempersiapkan masyarakat sipil dengan "alat" untuk mempertanyakan keputusan dan kebijakan pemerintah mereka."

Ibrahim adalah wajah di balik Ibrahim Prize, sebuah penghargaan senilai 5 juta dollar per tahun yang diberikan kepada pemimpin terpilih negara Afrika yang memiliki prestasi baik dan juga kepada yang sudah lengser sebelum tiga tahun.

Hadiah ini sudah diberikan tiga kali sejak tahun 2007 lalu. Mogae, mantan presiden Botswana adalah pemenang hadiah ini di tahun 2008. Sedangkan untuk tahun ini, pemenangnya akan diumumkan pada akhir tahun nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com