Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desa di India Bunuh dan Santap Seekor Macan Kumbang

Kompas.com - 29/09/2014, 19:42 WIB
NEW DELHI, KOMPAS.com - Warga desa Koviri, distrik Srikakulam, Andhra Pradesh, India dikabarkan membunuh dan kemudian menyantap seekor macan kumbang. Demikian penjelasan Departemen Kehutanan India, Senin (29/9/2014).

Harian The Times of India mengabarkan, aparat kepolisian sejauh ini menahan tiga orang tersangka dan masih mengejar tersangka lain yang terlibat dalam insiden itu.

Para pejabat kehutanan India mengatakan, dari sisa-sisa tubuh berupa kuku dan kulit maka kemungkinan besar hewan yang dibunuh dan disantap itu adalah seekor macan kumbang.

Namun, untuk kepastian spesies hewan itu pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan Pusat Penelitian Sel dan Biologi Molekular (CCMB) di Hyderabad.

Dari hasil penyelidikan sementara, kepolisian menjelaskan warga desa diyakini memasang sebuah pagar listrik untuk membuhun hewan buas yang kerap berkeliaran di ladang milik warga.

Pejabat kehutanan setempat mengatakan warga mengaku selama ini menanggung kerugian besar akibat kerusakan tanaman dan kehilangan hewan ternak akibat ulah macan kumbang itu.

Para aktivis lingkungan memperkirakan kerugian untuk tiap keluarga di wilayah itu diperkirakan mencapai Rp 1,2 juta per tahun akibat konflik dengan hewan liar.

Namun, kerugian akibat kerusakan tanaman yang disebabkan hewan-hewan herbivora jauh lebih besar ketimbang kerugian akibat hilangnya ternak yang dimangsa hewan-hewan buas ini di kawasan yang mencakup 180 desa yang berbatasan dengan tiga wilayah suaka harimau.

Meski pembunuhan macan kumbang ini merupakan akibat dari konflik manusia dan hewan, tetap saja pelaku pembunuhan kucing besar ini digugat dengan Undang-undang Perlindungan Lingkungan 1972. Para tersangka terancam hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

Konflik antara manusia dan hewan di India kerap terjadi apalagi hampir 150 juta orang tinggal tak jauh dari wilayah hutan.

Warga desa kerap menuding departemen kehutanan tidak memberikan kompensasi atas kerugian mereka sementara pemerintah juga mengatakan warga desa kerap mengajukan klaim kerugian palsu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com