Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Rahasia AS Tahu Gedung Putih Ditembak Orang 5 Hari Setelah Kejadian

Kompas.com - 28/09/2014, 13:52 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.COM - Secret Service atau Dinas Rahasia AS butuh waktu lima hari untuk menyadari bahwa seorang pria telah menembaki Gedung Putih pada tahun 2011 saat salah seorang putri Presiden Barack Obama berada di dalam bangunan itu, lapor harian Washington Post, Minggu (28/9/2014).

Laporan tersebut muncul saat pengawasan tengah diperbarui terhadap lembaga yang bertugas untuk melindungi presiden itu setelah serangkaian penyimpangan keamanan terjadi baru-baru ini, termasuk saat seorang penyusup bersenjata pisau melompat melewati pagar dan menerobos ke kediaman presiden itu.

Walau Obama dan istrinya sedang berada di luar kota pada malam hari pada 11 November 2011 saat penembakan terjadi, putri mereka yang kedua, Sasha, berada di dalam gedung bersama neneknya Marian Robinson, lapor Post. Putri pertama mereka, Malia, dijadwalkan dapat pulang kapan saja dari jalan-jalan bersama teman-temannya.

Setidaknya tujuh butir peluru menghantam kediaman lantai atas Gedung Putih, yang ditembak dari sekitar 700 meter dari sebuah mobil yang diparkir.

Ketika sejumlah petugas Secret Service awalnya bergegas untuk menanggapi tembakan itu, mereka justru menerima perintah mengejutkan dari seorang supervisor yang mengatakan bahwa "tidak ada tembakan yang terjadi. Tenang saja." Supervisor itu mengatakan, suara tersebut merupakan pantulan dari suara kendaraan konstruksi di dekat lokasi mereka, lapor Washington Post.

Harian itu mengatakan, Obama dan istrinya marah dengan respon itu, dan mereka baru tahu tentang kejadian itu beberapa hari kemudian.

Secret Service kemudian membenarkan bahwa penembakan telah terjadi, tetapi mengatakan bahwa tidak ada tembakan yang ditujukan terhadap Gedung Putih. Hanya setelah seorang pekerja rumah tangga melihat pecahan kaca dan sebuah potongan semen di lantai, lembaga itu baru menyadari bahwa tembakan sebenarnya sudah mengenai kediaman presiden, lapor Post.

Peluru-peluru itu tembakan oleh Oscar Ortega-Hernandez, yang kemudian dinyatakan bersalah karena telah mencoba membunuh presiden dan telah dijatuhi hukuman penjara 25 tahun. Ortega-Hernandez berhasil diidentifikasi karena ia menabrakkan mobilnya, dan meninggalkan pistolnya di dalam mobil, beberapa blok dari Gedung Putih.

"Jelas sangat menakutkan bahwa seseorang yang tidak benar-benar merencanakan hal itu dengan baik mampu menembak dan mengenai Gedung Putih dan orang-orang di sini tidak tahu sampai beberapa hari kemudian," kata Kepala Staf Gedung Putih saat itu, William Daley, kepada Post. "Penanganan masalah itu buruk."

Michelle Obama telah secara terbuka berbicara tentang rasa takutnya terhadap keselamatan keluarganya sejak suaminya menjadi presiden kulit hitam pertama Amerika. Post mengatakan, Obama telah menghadapi ancaman tiga kali lebih banyak ketimbang pendahulunya.

Harian itu mendasarkan laporannya pada wawancara dengan sejumlah agen, penyidik dan para pejabat pemerintah lainnya yang memiliki pengetahuan tentang kejadian itu, serta ratusan dokumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com