Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Didemo Warga Indonesia di Washington DC

Kompas.com - 27/09/2014, 21:32 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sejumlah warga Indonesia di Washington DC berunjuk rasa di depan hotel tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginap. Mereka memprotes SBY terkait lolosnya Rancangan Undang-Undang Pilkada di DPR yang mengubah pemilihan kepala daerah dari secara langsung menjadi lewat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).  

"Baru saja saya mendapat berita bahwa SBY didemo di tempatnya menginap di Willard InterContinental Hotel, Washington DC. Hari ini memang dia ada beberapa acara di Washington DC," demikian kata seorang warga Indonesia yang bermukim di New Jersey, AS, Made Tony Supriatma, di akun Facebook-nya, Sabtu (27/9/2014).

Made Tony Supriatma, yang lebih dikenal masyarakat sebagai peneliti militer dan pengamat masalah sosial politik, juga mengemukakan bahwa sebelum ada demo di Washington, dirinya bergabung dalam aksi serupa di New York beberapa hari sebelumnya. Namun, saat itu mereka gagal menemui SBY.

"Ada kabar yang belum dapat saya konfirmasikan bahwa para demonstran diundang dinner ke dalam Hotel Willard. Namun, undangan ini mereka tolak mentah-mentah," kata mantan aktivis dan alumnus FISIP Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Cornell New York ini.

Made juga mengunggah sejumlah foto yang merekam aksi demo di Washington itu. Terkait aksi unjuk rasa di Washington itu, Made mengemukakan, banyak warga Indonesia di luar negeri sudah mulai bergerak karena mereka muak terhadap kemunafikan yang dipertontonkan rezim SBY.

"Kita semua muak dengan kemunafikan yang dipertontonkan oleh rezim SBY bersama keluarga dan kroni-kroninya. Kita muak dengan persekutuan senyapnya dengan Prabowo Subianto, Amien Rais, Aburizal Bakrie, Anis Matta, dan semua Koalisi Merah Putih itu," kata Made.

Made juga mengingatkan warga Indonesia di Tanah Air perlu menyikapi langkah politik SBY dengan waspada setelah UU Pilkada disahkan DPR. "Sodara, persiapkanlah sesuatu menyambut kepulangannya. Kalau dia mengatakan marah dan prihatin... waspadalah. Dari pengalaman, ini hanya tipuan belaka!" demikian Made Tony mengakhiri penjelasannya.

Sebelumnya melalui akun yang sama,, Made Tony mengatakan bahwa dalam hal berkuasa, SBY tidak berbeda dengan Soeharto, presiden Indonesia pada era Orde Baru. Dalam berkuasa, katanya, keduanya terlihat sangat bertolak belakang. Namun, ujarnya, betulkah keduanya berbeda? Ataukah mereka memang sama, hanya gayanya yang berbeda?

"Untuk saya, dua orang ini enggak ada bedanya. Gayanya saja yang berbeda," ujar dia. "Soeharto itu pendiam. Tidak banyak orang tahu apa yang dia pikirkan. Kemudian, dia akan menggebuk. Susilo, sebaliknya, suka omong dan suka pamer. Tapi omongannya sebetulnya bentuk diam juga. Dia omong yang tidak ada isinya, seperti, 'Saya prihatin...'," tambah Made.

Soeharto itu, menurut Made, adalah jenis pribadi yang pendendam. Dia tidak segan-segan menggebuk lawan-lawannya. "Istilahnya, twisting arms gitulah. Sementara Susilo itu kelihatan sangat anti-kekerasan. Tapi dia pengamal Machiavelli yang baik: Kalau kau tidak bisa menggebuk, maka kau harus bisa menipu!" demikian tulis Made Tony dari AS. (Willy Pramudya)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com