Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Barat: Kami Tidak Takut dengan Ancaman ISIS

Kompas.com - 23/09/2014, 11:56 WIB
PARIS, KOMPAS.COM — Negara-negara Barat, Senin (22/9/2014), menjanjikan sebuah perlawanan yang keras terhadap ISIS setelah kelompok teroris itu menyerukan serangan terhadap negara-negara tersebut. "Seruan pembunuhan warga sipil serta eksekusi para sandera dan pembantaian massal sekali lagi menunjukkan kekejaman teroris itu dan membenarkan perlawanan tak kenal lelah," kata Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve, dalam sebuah pernyataan.

"Kami memberikan kepada badan-badan penegakan hukum dan badan keamanan kami sumber daya dan kekuasaan legislatif yang mereka butuhkan demi menjaga Australia dan warga Australia seaman mungkin," kata kantor Perdana Menteri Australia.

Kantor Menteri Dalam Negeri Inggris menyebut pesan itu "propaganda" dan meminta para provider internet untuk menyingkirkan propaganda itu. "Pemerintah tidak akan menoleransi keberadaan teroris di dunia maya dan propaganda ekstremis," kata kantor kementerian itu.

Tanggapan AS agak lebih diredam. "Kami tidak akan menanggapi secara terbuka setiap  propaganda baru ISIS," kata Dewan Keamanan Nasional AS. Kelompok teroris itu yang menamakan dirinya "Negara Islam" juga dikenal sebagai ISIS dan ISIL.

"Ini hanya menunjukkan bahwa mereka merupakan sebuah ancaman," kata seorang pejabat pertahanan senior AS. "Amerika Serikat tetap waspada terhadap ancaman untuk warga AS di dalam dan luar negeri. Memastikan keselamatan warga negara kami adalah prioritas utama. Postur keamanan kami akan terus merespons dengan tepat demi melindungi rakyat Amerika," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.

"Komentar-komentar terbaru dari ISIS menunjukkan sekali lagi bahwa kelompok itu tetap lebih tertarik mengejar tujuan kekerasan dan nihilistik ketimbang memajukan setiap agenda produktif bagi rakyat Irak atau Suriah."

Negara-negara itu, yang merupakan bagian dari koalisi untuk menumpas ISIS, menanggapi sebuah rekaman audio baru di mana seorang pemimpin senior ISIS, untuk pertama kalinya, secara eksplisit menyerukan serangan di Amerika Serikat dan di dalam negeri para sekutu Barat lainnya.

Pemimpin itu secara khusus menyerukan serangan tunggal (lone-wolf) di Amerika Serikat dan Perancis, dua negara yang telah melakukan serangan udara terhadap ISIS di Irak. "Halangi mereka yang ingin membahayakan saudara-saudaramu," kata juru bicara ISIS itu. "Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah usahakan yang terbaik dan bunuh kaum kafir mana pun, apakah mereka orang Perancis, Amerika, atau dari salah satu sekutu mereka."

Warga sipil tidak dikecualikan dari sasaran serangan itu. "Jangan meminta saran siapa pun dan jangan mencari keputusan dari siapa pun. Bunuh para kafir apakah mereka sipil atau militer karena mereka punya pemerintahan yang sama. Keduanya kafir."

"Wahai orang Amerika, dan wahai orang Eropa, Negara Islam tidak memulai perang melawan kalian karena pemerintah dan media kalianlah yang mencoba untuk membuat kalian percaya," tambah juru bicara ISIS itu. "Kalianlah yang memulai kejahatan terhadap kami, maka kalian layak dipersalahkan dan kalian akan mendapat ganjaran yang setimpal."

Juru bicara itu memberi rincian tentang cara menyerang Barat. "Lubangi jalan dengan bahan peledak. Serang basis mereka. Serbu rumah mereka. Potong kepala mereka. Jangan biarkan mereka merasa aman. Buru mereka di mana pun mereka berada. Buat mereka ketakutan. Lenyapkan keluarga mereka dari rumah mereka dan ledakkan rumah mereka."

Menteri Cazeneuve mengatakan, "Ancaman para teroris itu tidak akan menghalangi tekad kami untuk mengakhiri tindakan kekerasan mereka dan menyelamatkan penduduk yang dianiaya. Perancis tidak takut karena ini bukan pertama kalinya kami diancam oleh kelompok teroris yang menyerang nilai-nilai toleransi, humanisme, hak asasi manusia, dan demokrasi kami."

"Perancis tidak takut karena tidak berniat untuk menyerah pada jebakan teroris. Perancis tahu bahwa persatuan, ketenangan, dan kewaspadaan warga merupakan jawaban terbaik yang dapat dilakukan untuk melawan mereka. Perancis tidak takut karena siap untuk menanggapi ancaman tersebut."

Secara terpisah, pada Senin, Pemerintah Perancis mengatakan salah seorang warganya diculik di wilayah Pegunungan Aljazair.

Sebuah video yang mengklaim bertanggung jawab kemudian dirilis kelompok militan Jund al-Khilafah fi al-Ard Jazaair atau Tentara kekhalifahan di Aljazair, yang pemimpinnya baru-baru ini bersumpah setia kepada ISIS. Kelompok tersebut mengancam akan membunuh sandera dalam video itu.

"Kami dengan ini memperingatkan (Presiden Perancis Francois) Hollande, Kepala Negara Perancis yang jahat, untuk berhenti menyerang Negara Islam dalam waktu 24 jam setelah pernyataan ini (dikeluarkan), atau warga Anda akan dibantai. Jika Anda ingin dia selamat, Anda harus membuat sebuah pengumuman resmi guna mengakhiri agresi Anda terhadap Negara Islam. Anda sedang diperingatkan," kata seorang pria bertopeng dalam video itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com